Sabtu, 15 Desember 2012

In my stuck about you.....angel.


Backsound - Only U



Surai kecoklatan yang beberapa tahun terakhir itu terus memanjang akhirnya terpangkas rapi oleh benda tajam mengkilap itu, tidak bisakah terus membuatnya panjang ?
membiarkan dia terus menyentuh permukaan kulit kepalamu dan merasakan aliran-aliran cairan merah berhargamu, merasakan juga kehidupan yang kau hembuskan perlahan melalui celah-celah kecil di permukaan halusmu..
Kau sangat indah sayang, dengan atau tanpa Surai panjang kecoklatan itu..
kau mungkin tidak mengerti, bahkan mungkin apa yang aku rasakan ini yang mungkin juga bernama cinta, mengalir untukmu dari titik kecil ujung Suraiku yang menghitam legam dan panjang ini..

Suatu kali aku pernah melalukan ini, memejamkan mataku sejenak, untuk hanya merasakan desahan angin memegang tanganku...aku tidak tau, tapi detik itu mataku menghangat, selembut inikah ketika aku menyentuh Surai indahmu itu?
ataukah lebih meresap dari ini?
menyentuh pucuk kepalamu dan menyesap hangat aroma-aroma shampo yang kau kenakan dan membiarkan aroma itu menyekap masuk ke dalam ujung paru ku, Tuhan, sekali saja dalam perjalanan hidupku..tidak bisakah membuat itu menjadi nyata?Jalanku tidak selamanya lurus menghujam takdir untuk terus ada mengaguminya, jalanku akan ada pada titik akhir seperti halnya tetes-tetes air berharga yang melesak berebut turun dari ujung rambut,Jalanku akan pada titik dimana aku tak lagi melihat keindahan diujung surai lelaki satu itu..sekalipun aku memaksanya tetap bertahan nanti, tapi jalan takdir telah terbuka lebar di mataku seperti halnya selembar kanvas kosong yang tak tersentuh satu tetes pun ujung hitam pensil,Jalanku akan terhenti .. aku tau itu seperti juga aku memahami bagaimana kata "Selamanya" tercipta untuk dijadikan tonggak olokan di dunia ini.

Sosok indah itu,bahkan matanya sesekali tersenyum untukku!  bulatan kecil itu, sering kali membuatku tersipu entah karena alasan apa..bulatan kecil itu menghadirkan untukku sensasi damai yang tak ter-elakkan, aku tau.. tersembunyi didalam sana, dibalik lorong kelam bulat itu..tengah menyimpan sebuah kunci chaos yang tak seorangpun menyadarinya .. bahkan aku,dia menyimpan segalanya dibalik sepasang mata itu , sebuah kelelahan terpancar sesekali ketika tak sengaja sinar-sinar berembun dari sang fajar menyepuh mata itu dan menabrak lorong jalan disana..sebuah ketakutan kerap kali terlihat ketika sekilas suara blitz kamera menerpa dirinya, memaksanya untuk dapat menahan sebuah kealamian hidup yang terselubung.mata itu...mengajarkan padaku jawaban dari ribuan pertanyaan yang tak bisa terselesaikan oleh makhluk lain di dunia ini.. pertanyaan yang hanya menemukan jawabannya dalam keheningan.. pertanyaan yang menuntut ku untuk mendetailkannya dalam paragraf kali ini..

 Aku kadang berpikir..bagaimana bisa Tuhan menaruh begitu banyak kesempurnaan didalam lelaki itu, bagaimana bisa Tuhan membiarkan salah satu malaikatnya turun didunia ini dengan berbagai macam lakon yang membuat mata bersih itu sesekali harus menelurkan butiran-butiran cair ringan dari dalamnya.Ya..mata itu terkadang menganak sungai, sebuah aliran yang sungguh tak ingin untukku melihat itu, sebuah aliran yang tak seharusnya ada hanya karena sebuah hati yang ingin meledak justru tertahankan, sebuah aliran lava hangat yang justru ketika aku melihatnya dan semakin memperhatikannya maka hatiku akan terus menghujamkan diri pada sebilah tonggak tajam halus diujung jurang.

Jangan biarkan matamu menangis sayang, jangan biarkan matamu bercerita padaku apa yang tidak bisa kau ucapkan dari mulutmu.. sekalipun kau melakukannya karena tengah berbahagia, tapi untukku..sebuah airmata tetaplah bernama airmata,
air itu tetaplah tidak bisa menggantikan aliran cairan merah yang memasok kehidupanku secara alami, tolong jangan memaksaku ikut melesakkan air itu untuk ikut melebur didalam nadi dan membawanya perlahan ke dalam saluran jantung, kedua cairan berpartikel beda itu terlalu menyakitkan ketika kau memintanya untuk bergandeng tangan berjalan bersama ..kau mungkin tidak mengerti itu, dan kau bahkan tidak memahami betapa aku mengetahui semua yang tak kau katakan, aku merasakan satu saja kedipan mu yang terlewatkan ketika lagi dan lagi blitz-blitz menyala itu seperti anak panah yang terlepaskan.

Tolong jangan pernah menangis, kau mungkin tidak menyadari betapa kelemahan terbesarku ada pada sebutir cairan bening di ujung matamu.ketahuilah ini...ketika mungkin mulutmu tak sanggup mengucapkan kesakitan apa yang kau rasakan, maka dalam diam semuanya mengalir indah dan tertata rapi..teratur memasuki ujung pendengaranku,
dalam hening, cairan itu perlahan membeku dan meloloskan berbagai kalimat yang tak bisa untuk makhluk lain mendengarnya, aku dan kau...

aku dan kau telah melewatkan ribuan detik ribuan satuan waktu dan hanya bisa bercerita melalui bahasa mata,kalimat yang terucapkan..makna yang tersampaikan bahkan lebih indah dari yang mulutmu lakukan..semua memang terasa seperti itu, dan lalu kenapa setiap orang tidak bisa memahami ini?dan lalu kenapa masih saja ada spasi yang tersia-siakan oleh sang takdir?dan lagi, kenapa kau tak kunjung menyadari arti dari tiap sorotku, makna yang tersalurkan dari setiap kedipanmu.

Apa kau hanya tengah tertidur sayang?karena beberapa waktu ini kedua bola kecil milikku berhenti berjalan,kedua bola hitamku seakan tak memiliki asa ketika matamu terpejam seperti itu..bukalah, buka dan mari berjabat melalui kristal-kristal bening yang mengendap di jaring dalam sana,
 mari menyatu dalam tatapan tajam yang sesekali menghembuskan hasrat untuk bisa berjalan diatas setapak kita...hanya aku dan kau .. Kita.

Selongsong-selongsong rapuh menjaring atap-atap kusam dibalik kokohnya pertahanan langit tak terlihatmu, dari sana sorot pelangi menyeruak perlahan menembus apapun yang kiranya menghalangi jalan sinar itu, dan disanalah aku melihat satu titik lain kembali menetes,peluh itu..perjuangan itu, bisakah membaginya denganku? hanya perlu membaginya tanpa harus permukaan kulit kita saling menyapa terlebih dulu..butir-butir perjuangan itu, sedikit demi sedikit menyekap pernafasanku..membuatku terdiam sebentar karena kurasa aku tak sanggup lagi bernafas dengan tempo cepat,

untuk satu titik saja butiran cair yang kau keluarkan..taukah itu adalah berarti ribuan senyum untukku? ah, aku terlalu egois disini..bukan berarti untukku tapi juga berarti untuk ribuan elf di luar sana.

 untuk satu tetes peluhmu adalah butiran-butiran calon kristal yang mengakar lembut pada muara bernama senyum.dan tanpa disadari, mataku kembali terpejam sekarang..kau jauh, kau jauh untuk jarak yang tidak ter restui oleh apapun,kau jauh demi nafas-nafas hangat yang perlahan memudar,Tuhan, izinkan aku terus merajuk padaMu, izinkan aku terus meminta padaMu tentang bagaimana semua ini ingin terus ku sentuh,jemari-jemari lentik itu tak kunjung berhenti melepas ikatan yang tersimpul rapi di atas rajutan sang harapan.jemari-jemari itu seakan tak mengerti kata lelah untuk hanya sekedar melepaskan pagutan-pagutan mesra dalam diam..dan lagi ku ingatkan, kita kembali bisa berbicara melalui tangan, menyentuhmu mungkin sebuah kemustahilan, merasakan permukaan porimu mungkin juga hanya bisa ku rasakan dalam asa tertahan didalam kesenyapanku,tapi nyatanya kita tetap bergandengan, kita berjalan bersama dengan tangan kita saling terpaut indah,
makhluk lain mungkin tidak pernah melihat ini, mereka tidak pernah secara nyata mengetahui betapa aku dan kau telah menyatu dalam aliran yang sama- dalam jeda nafas yang tak jauh berbeda dan juga dalam hembusan pasif sebuah kehidupan.

ketika tangan-tangan itu akan termiliki oleh wanita lain selain diriku aku mungkin akan mati ketika detik itu datang, tapi tidak dengan satu nafas yang telah kuciptakan dan ku letakkan dalam ruang substansi tak bertembok dihatiku, ya! aku menempatkanmu disana, aku menerjang hawa lembut yang tak berhenti mengoyak nadi ketika membangun satu ruang khusus itu untukmu..didalam sana, bulatan kecil matamu..setiap tetes peluhmu dan bahkan sebaris surai yang terjatuh perlahan pun telah terpatenkan milikku,akulah seutuhnya yang memegang kendali atas setiap pergerakan lembut jemarimu, aku pemilik nafasmu ..

Dan dia Park JungSoo..sosok lembut itu,
pemilik surai yang sekarang tak lagi memanjang itu.. 
dan dia Park Jungsoo,
Pemilik segala kelengkapan hidupku..yang derap langkahnya kini tengah menjauh dan semakin tak terlihat,aku tau..

aku menyadari ini bahwa jika langkahan kedua jenjang panjangnya tetap didekatku pun aku tetap tidak melihat langkahnya kecuali hanya sebuah bayangan yang terselip diantara awan yang menghujam turun ke bumi.langkahnya begitu menyesatkanku dalam lembah tak berbentuk yang tak mungkin untuk orang lain menemukan dimana letak sebuah pintu untuk memasuki lorong itu.Langkahnya membujuk dan terus saja merajuk pada sisi terdalamku untuk terus mengikutinya..kakiku terseok, secuil kerikil tajam membuat sealiran cairan pekat tanpa izin berebut keluar dari telapakku..jangan salahkan jika sekarang bayangnya semakin merapuh dalam penglihatanku..aku yang tidak bisa mengikuti derapnya, aku yang tak bisa menyalurkan infus tepat dilubang dimana hatiku tengah dalam kondisi sekarat karena 
menahan tekanan karena merindukannya.

pemilik kesempurnaan hidupku...

Detik perlahan terdiam sekarang, waktu tak lagi banyak bisa berkata untuk hal yang tak tersentuh...aku tak juga menemukan spasi yang tepat untuk melanjutkan kemana sebuah paragraf penuh ambigu ini akan terselesaikan.Ketika sehelai surainya yang dulu telah terkikis.-sekarang kembali menunjukkan senti demi senti kehidupannya.warnanya mungkin akan semakin melegam sekarang, karna yang aku tau, lahan disana terlalu panas dan sesak bahkan untuk tumbuhnya satu saja surai dikepala sang malaikat bertanda kutip itu,warnanya mungkin juga telah berbeda dari terakhir aku mengintipnya melalui celah tak ber oksigen bernama layar.
warna itu juga mungkin telah se kokoh sang pemiliknya yang hari ini menginjak hari ke sekiannya ditanah wamil, 

Tanpa aku sadari, tanpa aku perlu menggigit kembali sedikit ujung bibirku...semuanya sekarang berjalan terlalu istimewa.
semuanya berjalan terlalu angkuh tanpa mau menunggu bahwa disana terdapat jalan buntu yang dituliskan Tuhan bernama takdir
Bertahun-tahun aku mengikuti bayang langkah itu, berkali-kali terjungkal, dan ribuan kali kakiku terseok karena menahan rasa lelah tanpa jeda yang terus berangsur turun dalam titik maksimal ketulusan hati manusia.Bertahun-tahun juga sebuah senyum itu membimbing dan mengarahkan ujung lengkung bibirku untuk juga mengikutinya.
Senyumnya yang tak akan bisa terbayar demi setetespun aliran oksigen dinafasku..senyumnya dengan seluruh kekuatan magicnya yang membuatku tak lagi mengerti seperti apa itu arti sebuah degupan jantung.terkadang memang aku lupa untuk bernapas ketika lengkung manis dibibir itu memamerkan kekuatannya.

Dan tanpa siapapun tau, aku bertahan disini lebih lama dari lembaran hari berbundel dengan tangan-tangan sang malaikat kecil bersayap putih yang tak henti-hentinya 
mencoba mengayunkan satu tongkat ajaibnya demi membuatku bisa merasakan eratnya genggaman tangan itu sekalipun tengah dalam jarak tak terjangkau..Satu usaha untuk bisa membuatku merasakan rengkuhan-rengkuhan singkat dalam perasaan terdasarku,

Dia lebih dari sekedar Park Jungsoo..dia lebih dari sesosok tua dengan tingkah tak lebih dewasa dari seorang bocah berumur lima tahun yang terus-terusan menjeratku semakin dalam melalui matanya.

Tatapan itu, akulah pemilik tatapan itu..akulah si pemilik label untuk ukuran chaos yang tak tergapai sang jemari.aku pemilik bola teduh itu tanpa peduli jika bola kecil itu telah berselaput ganda berperisai sangat tajam yang diciptakan semenjak awal oleh sang pencipta.Aku pemiliknya sekalipun hanya setitik air yang bisa mewakili seperti apa itu sebenarnya rasa untuk menyentuhnya.Aku pemiliknya yang tak kunjung mengerti bahwa dia memiliki kepak-kepak tak terlihatnya.
 sekalipun aku bersumpah telah mematahkan kedua sayap dipunggungnya agar tetap berdiri disisiku,sekalipun aku berteriak akulah sang pemilik satu saja surai yang terjatuh dari kepalanya, pemilik dari setetes saja peluh berdarah dari ujung pori kehidupannya..
Tetap saja, raga itu berjalan menjauh sekarang..tetap saja aku bukan pemilik otak dihatinya, aku bukan pemilik penghapus dari sebuah tulisan takdir yang tersemat rapi ditumpukkan berkas sang Ilahi.

aku bahkan tak bisa hanya agar suara rinduku bisa menelusup masuk mulus tepat ditelinganya.yang aku lakukan hanya disini, kembali mengorek- dan menelusuri jejak tertinggalnya yang kemungkinan tak lagi mempunyai bekas tapak terlihatnya.

Sekarang bertambah sulit saja untuk terus mengikutinya, sekarang kembali mataku memburam hanya demi menahan ribuan kalimat berambisi sama bernama rindu yang tak kunjung juga menemukan tempat peristirahatannya.


----------------------------------------------------------------------------------------

TUHAAAANNN.....beriiiii aku kekuatan melanjutkan satu part ini..!!