Rabu, 06 November 2013

Present 8th Anniversary Super Junior


Aku...


Siapa aku?


Sesekali aku berharap aku memiliki nama, sehingga ketika dunia mulai merangsak mengamuk karena ulah burukku..aku bisa menyebut namaku berkali lipat lebih kencang ketimbang siapapun untuk ku maki - ku tendang dan ku remukkan kerangka abjad penunjuk identitasku lebih kencang dari siapapun yang mungkin memiliki niat untuk melakukannya.

Jika ada yang menganggapku tidak waras maka itu adalah sebuah nyata yang bahkan tak memiliki bayang maya dibelakangnya..itu adalah seperti itu, seperti yang terbaca dan lain dari yang terlihat.
Sebelum kalian memilih kabur untuk meneruskan ini, sebagai bagian dari tata-sopan sebuah pidato panjang..maka izinkan aku untuk menyebut nama samar - nama tokoh dan nama remang agar kalian bisa langsung memasungkan nama itu dalam buku daftar 100 nama beken dan keren di dalam Kantor polisi setempat atau lebih tepatnya mari kita anggap "TERSANGKA"


Panggil saja Ren..
dengan nama lebih panjang yang kurang jelas dan kurang menarik untuk dipertanyakan lanjut.
Berdarah seperempat alien juga seperempat ranger..kenapa seperti itu? karena aku aneh dan aku kuat.


Hari kemarin, dengan mengenakan sebuah gambar kurang lazim atau lebih jelasnya satu potret yang hanya bisa dinikmati untuk kalian yang berumur lebih dari 21, aku membuat satu humor yang menyenangkan.. tidakkah ini benar-benar terdengar lucu? sebelumnya aku adalah anak manis dengan imej baik juga sopan, mengalirkan sastra disetiap ucapan juga memantrai setiap kata dengan serbuk keromantisan.
Tapi kemarin, 5 November lebih tepatnya, seorang bernama Ren yang mungkin sedikit dikagumi karena kepiawaiannya menutup rapat buruk dirinya dari dunia luar akhirnya melepaskan sayap kendali itu, memecah cangkang yang selama ini menjadi penyelaput untuk penggambaran betapa manis-indah dan sempurnanya ia.

Sungguh licik memang, aku sendiri terkadang geli bahkan jijik memandang sosok ciptaan itu sendiri. Sesekali aku muak karena selalu sanggup menyulap serpihan emosi yang meledak dalam bentuk remahan kata bersyair juga bernada yang tak menyiratkan satu titik kecilpun sebuah pembebasan dari emosi itu sendiri.
Berulang kali aku muak ketika sanggup menyulap berbagai campuran rasa dalam bentuk catatan sederhana dengan sedikit bumbu gombal lagi-lagi demi menyempurnakan siapa AKU dimata kalian.

Dan kembali pada humor kecilku di hari bertanggal 5 kemarin, dari sana aku menemukan banyak protes yang dikirim secara baik-halus-kasar dan beberapa dilakukan ditempat tak umum.
Mereka mencaci, mengingatkan, menikmati juga mempergunjingkan tentang ketidaksopananku mengunggah satu potret 'dewasa' di ranah sosial.

Detik itu aku hanya bisa tersenyum menikmati kelucuan itu hingga larut malam, hingga tulisan ini tercipta, hingga pagi menyapa.


Aku hanya bisa tersenyum menyadari bagaimana mudah mempermainkan sebuah "game" terlebih ketika itu menyangkut khalayak rame.
Mereka yang berkata buruk dibawah gambar kurang lazimku benar-benar tidak tau jika aku tengah mengajarkan mereka sesuatu.
Mereka yang mencaci kelakuan burukku tidak sepenuhnya menyadari jika yang kulakukan saat ini adalah tak lain se-simple memberi mereka pensil ber-rautkan jelek dengan selembar kertas compang-camping.
Mereka tidak sepenuhnya mengerti bahwa "penggalan sikap burukku" adalah hanya sebatas termometer untuk mengukur seberapa tinggi dan luas batas kedewasaan mereka dalam memandang sesuatu yang buruk, untuk mengukur sedalam apa pengetahuan mereka akan hal yang diketahui dan tersembunyi darinya.

Dan sebagian dari paragraf ini tercipta untuk mereka yang tidak pintar.

Dari satu reaksi protes tentang gambar kurang sopan satu itu aku mengajarkan mereka bahwa semua hal tak sepenuhnya seperti apa yang terlihat.
Bahwa setiap dari kita, sesempurna-seelok-seindah apapun itu tetaplah memiliki darah hitam, memiliki ruang untuk para setan bersemayam..memiliki kesadaran penuh untuk bersikap buruk.
Jadi kenapa harus kaget ketika melihat seseorang melakukan hal buruk juga sesuatu yang di kategorikan salah menurut mata sebelah? kenapa tidak lantas beranggapan bahwa, "oh mungkin saja ia tengah lepas kendali untuk mengikat kencang mulut setan miliknya hingga ia berkata seburuk itu.."

Dan andai saja setiap satu dari kalian sanggup menyerap ini lebih dari sekedar bacaan..dunia pasti akan indah tanpa adanya cacian.

Dari satu gambar dewasa kurang etika itu aku mengajarkan kepada mereka untuk seharusnya memiliki sekat tipis antara batas dunia maya juga dunia nyata yang semakin saru. Dunia maya yang terlihat dan terdengar harus bukanlah cerminan dari seberapa cantik dan buruknya dunia nyatamu. Tapi sebaliknya, dunia nyata adalah ruang kecil bersekat dimana tak seharusnya untuk siapapun bercermin - melihat dan bebas tau terlebih untuk banyaknya warna emosional dalam tubuh dunia maya.
Dari gambar dewasa itu juga aku mengajarkan kepada mereka untuk meresapi arti dari indahnya diam..tentang bagaimana terkadang diam adalah jawaban yang tengah dicari dari seberapa luasnya ucapan yang keluar disertai banyaknya tanya.
Tentang bagaimana diam adalah sesuatu yang sangat manjur untuk melatih ketenangan otak juga kenyamanan emosi.
Dan andai saja satu dari setiap kalian sanggup memahami ini lebih dari sekedar bacaan, aku yakin tak akan ada lagi mulut beradu tanpa adanya nalar pintar menyertai.


Lalu aku...

Siapakah aku sebenarnya?

Oh andaikan saja aku bernama dan tak hanya berdiri sebagai kerangka berbalutkan daging dan tulang saja..
Andaikan aku memiliki nama yang sanggup menyelaraskan siapa aku di sudut A, siapa aku di sudut B dan juga aku yang bertebaran dimana-mana.

Dan karena ketahanan kalian untuk menilik cerita singkat tapi panjang milikku ini.. ku hadiahkan padamu satu lagi cerita milikku, satu kisah indah tentang satu dunia yang menjadi akar kenapa cerita ini bermula.
Tentang satu nyawa yang teraliri oleh tiga belas plus dua sel hidup didalamnya, tentang satu paragraf yang terlahir delapan tahun silam namun baru ku nikmati isi kalimatnya empat tahun terakhir saja..dan akan ku pastikan aku menjadi sosok yang akan bertahan pada cerita itu tak peduli seberapa panjang dan lusuhnya paragraf itu nanti. Yang aku tau, disana kutemukan nyawa dalam bentuk euforia juga lelehan air mata.

Namanya Super Junior.
Mari menghela nafas dalam sebelum aku memulai untuk menceritakan satu paragraf paling berwarna jika saja hidupku adalah sebuah buku..sebelum aku menceritakan tentang satu dunia berharga milikku.

Namanya Super Junior..siapapun mengenalnya sebagai bintang bersinar,
siapapun mengenalnya sebagai sebuah ikon akan ledakan keras pesta karya dari Negeri ginseng sana. Siapapun mengenalnya sebagai gemerlap berlian yang sanggup menyilaukan mata tak peduli disudut mana kalian berdiri.
Semua mengenalnya sebagai tubuh yang bersahaja juga bermulti-talenta untuk segala jenis mahakarya.
Semua tau mereka yang sempurna seperti itu, kecuali aku..kecuali seseorang yang tengah merindukan untuk memiliki "nama" ini.

Semua berawal ketika mungkin empat tahun lalu suara mereka hadir tepat dalam masa pencarian jati diriku, keberadaan mereka yang ternyata pas menempati kepingan hilang namun entah apa dalam entitas kecil hidupku.

Satu, dua, tiga, empat tahun semua berjalan seperti tanpa ada kendali.. teramat mulus untuk menjejalkan lebih banyak lagi unit kagum yang dihadirkan mereka justru melalui peluh juga tawanya..dan bukan hanya semata lewat tangan sang Karya.

Semua mengenalnya sebagai bintang tak terjangkau sebagai bintang yang berkerlip jauh diatas sana dengan sangat indah dan terangnya. Namun lain dimataku, untukku..mereka bukanlah bintang..satu Maha alam yang entah kenapa sangat digemari untuk melambangkan sesuatu yang jauh dan gemilang.
Untukku Super Junior adalah akar..iya, hanya sebatas akar saja. Ia tumbuh di bawah namun kekuatannya untuk menciptakan tenaga demi sesuatu yang dihasilkan membuat buahnya menjulang tinggi ke atas. Itulah mereka.
Super Junior untukku hanyalah sebatas akar yang ketika ditelusuri lebih lengkap maka ia lah pencipta dasar dari adanya atmosfer di dunia tanpa udara ini..dalam dunia bersekat maya milikku. Ada, nyata, merasuk dalam nadi terdalamku dengan aliran sangat pelan tanpa aku menyadari itu.

Super Junior..siapapun mengenalnya sebagai bintang sungguhan yang gemerlap semakin menyilaukan dari panggung hingga sudut tergelap tanah hiburan.
Dunia mengenal Super Junior sebagai bintang idola itu. Namun dimataku mereka HANYA sekumpulan pria yang dengan segala jerih payahnya belajar - berlari hingga merangkak demi satu pencapaian untuk semakin bersinar.
Dan kemudian ketegarannya menghadapi naik juga turunnya liku dunia termasuk ketika beberapa personel harus hengkang dari tempatnya membuat Super Junior semakin terlihat bukan sebagai sosok bintang idola di mataku.
Mereka lebih daripada itu, andai saja dunia tau.

Harusnya mereka tak menangis ketika satu pencapaian emas berhasil diraih, karena itu memang sudah seharusnya untuk mereka dapatkan. Namun air mata mereka tetap jatuh menganak sungai bahkan semakin deras ketika semua pria itu saling berangkulan..satu hal yang terlupakan oleh dunia adalah kemungkinan cairan bening dimata mereka keluar adalah karena mereka menyadari, dan semakin sadar bahwa semuanya sangat keras untuk dilalui..semua terasa berat untuk dilalui hingga tanpa siapapun pernah ketahui sebelum akhirnya mereka bersinar.

Harusnya mereka tak menangis ketika sebuah pencapaian emas lain kembali ditangan, bukankah itu adalah seharusnya yang mereka dapat? tapi Super Junior kembali menangis..hanya karena mungkin menyadari lebih dalam bagaimana lelah hingga hampir matinya mereka untuk bisa bersinar seterang detik ini, untuk bisa diakui hingga seluas ini.
Bagaimana bisa aku memandang mereka sebagai bintang idola? sementara aku sendiri melihat nyata bagaimana tetes peluh mengalir dari setiap sudut porinya. Yang aku tau mereka adalah sesuatu yang lebih nyata dari sekedar bintang, lebih nyata dari sekedar ada...karena aku berhasil menyentuh bahkan menyeka dan tidak hanya termangu di tempat mengaguminya.
Karena perjuangan mereka sanggup menembus batas antara kagum dan menepatkanku dalam status yang lebih pas yakni CINTA.

Dunia mengenal Super Junior sebagai idola bertalenta, namun entah kenapa tidak demikian dengan pendapatku.
Untukku mereka hanyalah sekumpulan pria yang dengan segala kekonyolan dan kepolosannya ingin menyampaikan pada dunia bahwa itulah mereka..itulah Super Junior. Atau mungkin aku saja yang terlalu buta mengartikan kebersamaan mereka menjadi sesuatu yang lebih menjual ketimbang talenta mereka sendiri? entahlah.

                                                           ###


Hari ini, 6 November adalah hari indah, juga bersejarah dalam perjalanan sesosok Super Junior. Ulang tahun? mungkin lebih tepatnya 8tahun tanda muncul akan sesuatu yang berharga. Dan itu mereka.

Seharusnya aku mengucapkan sesuatu yang manis disini, namun yang kulakukan hanyalah mencoba berdoa dalam hati, untuk kesehatan mereka yang utama, untuk kebersamaan mereka yang diharapkan kembali utuh, untuk hari depan mereka yang tak akan pernah lagi berkeringat sendiri, dan terakhir untuk sinar mereka yang diharapkan tak padam meski angin waktu datang menyemburkan kuasanya.

Selamat ulang tahun Super Junior, tetaplah bersinar sayang..
Bertahanlah disana lebih lama, delapan tahun bukanlah sesuatu yang mudah..delapan tahun bukanlah sesuatu yang sebentar. Tapi bukankah waktu adalah sesuatu yang memiliki sayap kasat mata? karena sanggup terbang menyertakan kita dalam putaran frekuensinya.
Tolong tetaplah bergandengan seperti detik ini, tetaplah tersenyum bersama meski aku tau dunia tetap tak mudah untuk dihadapi sekalipun kalian tengah berada dalam puncak tertinggi.
Kalian bukanlah bintang yang akan menghilang ketika siang datang, kalian adalah akar yang dengan pasti menyentuh bumi dengan sedemikian kuatnya, menciptakan sebuah alur rumit dengan banyak perasaan penggemarmu termasuk aku.
Kalian bukanlah sesuatu yang bersinar dan di perjual-belikan seperti intan tapi kalian adalah sesuatu yang berharga lebih dari apapun untuk tetap ku pertahankan berkilau dengan indahnya.

Delapan tahun bukanlah sesuatu yang lama karena kita akan mencapai tahun-tahun lain yang lebih panjang lagi..tanpa harus menyertakan sebuah kenyataan akan umur yang menua, akan tuntutan mutlak sebuah hidup yang harus menyertakan kata berpisah didalamnya.

Selamat ulang tahun Super Junior..tolong jangan takut untuk kehilangan fansmu, tolong tetaplah kuat disana meski aku tau semakin tahun bertambah maka segalanya tidak ada yang lebih mudah. Tapi aku yakin delapan tahun berdiri disana telah menjadi sesuatu tonggak kuat yang tak akan merobohkan kalian. Dan kenyataan bahwa kita tumbuh bersama adalah satu cabang akar tersendiri yang membuatku berbeda dari penggemar yang lain.

Aku ingin berjanji seperti mereka yang dulu pernah berkata akan mendukungmu hingga akhir, aku ingin berjanji untuk tetap mendukungmu apapun yang terjadi seperti yang mereka ucapkan sebelum akhirnya janji itu hanyalah seperti pedang yang menyakiti kalian dan aku ini penggemar yang berbeda, aku tidak ingin menyakiti kalian dengan menjadikan janji manisku sebagai senjata tertajam yang tanpa raut bersalah sedikitpun perlahan menusuk dan menyakiti kalian. Aku ingin berjanji, tapi aku tidak ingin kalian sakit karena janjiku mungkin yang terlupakan. Bukankah kita tidak bisa membaca masa depan? termasuk untuk satu detik yang akan datang.
Dan satu-satunya hal yang tersisa hanyalah harapan untuk kalian tetap percaya bahwa keberadaanku lain.

Selamat ulang tahun Super Junior..terimakasih untuk mengajariku tentang banyak hal berharga didalam hidup. Terimakasih karena mengajariku untuk tetap bersikap manis dan bermulut sopan sekalipun banyak kebencian yang menguar.
Terimakasih karena mengajariku menjadi anak manis yang dengan telaten belajar tentang banyak objek..tentang mana yang baik tentang mana yang buruk..juga tentang pelajaran untuk diam.

Kalian membentukku menjadi pribadi seorang Ren yang sedikit dikagumi karena kelihaiannya mengolah kata agar tetap nyaman dibaca. Kalian mengajariku tentang kenyataan bahwa kehidupan ini sebenarnya memiliki banyak sisi. Dan aku harap kalian mengerti kenapa aku melepas kendali dan membuat sedikit humor dengan gambar dewasa di hari bertanggal 5 kemarin.

Karena aku tau, terjun diduniamu membuatku merasa aku tak lagi membutuhkan apapun hanya perlu untuk bertahan denganmu saja, terjun dalam duniamu membuatku menjadi sempurna tanpa harus peduli dengan ocehan bernada sengak milik tetangga. Dan kepada dunia ingin kuajarkan mereka sesuatu, bahwa pada kenyataanya hidup menjadi bagian Super Junior tidak sesempurna itu..bahwa idolaku juga bukanlah sesuatu yang kekal dan sempurna seperti bintang diatas sana. Mereka hanyalah akar yang suatu hari bisa saja tersakiti juga memiliki rasa lelah untuk berdiri.

Bahwa mereka bukanlah sesuatu yang bersinar tanpa celah. Bisakah kalian memahami Super Junior yang seperti itu? bisakah kalian memahami Super Junior yang hanyalah makhluk biasa? bisakah kalian memahami kenapa mereka meneteskan air mata disetiap puncak penerimaan award? karena mereka terlalu sadar betapa berat perjuangan untuk bisa sampai dititik ini..untuk bisa sampai bersinar seterang ini..untuk bisa tetap tegar berdiri selama ini.
Super Junior hanyalah sebuah nama..keringat dari ketiga belas plus dua personelnyalah nyawa sebenarnya dari semua puncak kekaguman ini.
Dan aku berharap kalian juga memahami bahwa mereka itu manusia yang juga memiliki rasa takut untuk kehilangan meski setulus hati aku bersumpah akan menjaga mereka tetap bersinar.

hahh..apa kalian lelah membaca ini? aku justru lelah untuk menggali lebih dalam lagi sisi lain yang mungkin kalian lupakan dalam tubuh Super Junior.

Delapan adalah sebuah angka yang lengkap tanpa celah..dan aku berharap..hanya berharap mereka tetap sesempurna detik ini, dengan segala tingkah gila dan konyolnya.
Delapan bukanlah angka yang sedikit, tapi juga bukan waktu yang sebentar untuk dilalui..
Untuk mereka yang tetap berdiri untukku dan tak peduli sampai kapanpun waktu berjalan..semua hanyalah menyisakan aku dan Super Junior.


Lalu aku.?

Siapakah aku.?

Bisakah aku menyebut diriku ELF dengan segala sisi burukku.?

Seperti aku yang terus menyebut Super Junior sebagai SUPERMAN dengan segala tingkah bodoh dan konyol mereka.



FIN




Sign with love : Admin R (@KanvasCoklat)