Minggu, 26 Mei 2013

Aku Menyebutnya ''CARNIVAL''


 18 Mei 2013...ketikan singkat dalam gelap yang membekap, doa hari jadi yang terucap terlalu pagi.. dan untukmu salah satu dari sel kecil keluarga E.F.Lku...


       Hari ini, pendengaranku terasa begitu hambar meski suara yang sama selalunya sukses menciptakan euforia lain ketika aku memperdengarkannya di waktu yang berbeda. Tapi hari ini tak sama, detik ini sepertinya kehilangan daya akan apa yang diinginkannya untuk terus berputar dengan kekuatan tetap, keinginan terpendam sebuah arloji kecil yang melingkar manis dalam balutan biru sapphire. Siapakah pemilik arloji itu sebenarnya? Tidak, tapi yang terpenting adalah kenapa harus tetap menggenggam sebuah arloji dengan kekuatan yang melemah jika didinding ternyata terpasang satu jam besar dengan dentang menggema? 
Dan inilah permulaan kisahku... 

       Namanya Jang GeunSuk..satu sosok yang membuat semuanya berjalan pada garis si dalang cerita, semua berawal dan termulai dari sosok itu...iya, aku tetap mengingat tentang siapa yang ada dibalik terciptanya sel kehangatan yang menjulur perlahan menembus apapun batas yang ada. Namanya Super Junior yang membuat semuanya semakin mengental dan membidik satu sasaran pasti bernama persaudaraan. Aku sebenarnya lupa kapan kisahku dimulai. Hanya saja yang pasti, aroma perkenalan itu masih sering menyergap rangkaian memori yang berdesakan untuk bisa tetap bernapas dalam kapasitas terbatas otakku. Dan seperti juga rangkaian huruf pembentuk cerita itu, seperti itu jugalah liku perjalanan pertemananku... ahni, bukan sebuah pertemanan..tapi aku berani menjamin nafas yang tercipta adalah melebihi hanya dari sekedar teman berbagi idola, jalan yang tercipta lebih dari sekedar setapak yang memungkinkan untuk dua pasang kaki saling melangkah bersama.. karena pada kenyataanya aku dan sosok itu bukan hanya berjalan untuk kaki-kaki berat milik masing-masing, dalam ketidakramahan kaki milikku dan miliknya saling menendang hanya agar bisa memberi ruang untuk substansi terbatas milik manusia-manusia lain. Sedikit sulit memahami jalan kisahku jika hanya memandangnya dengan mata terkedip memang...

       Sepoi hirupan angin yang menelusup dingin sepertinya membawa aroma lain, seperti sebuah alunan musik dimana selalu ada jeda untuk sebuah pengambilan pernafasan atau mungkin untuk satu titik klimaks sebelum ada mencapai titik akhir dari sang nada, maka mungkin aku bisa menggambarkannya dengan seperti itu.. telah ku percayakan segala apa yang aku simpan pada satu pemimpin kocokan dadu permainan ular tangga, telah kusampaikan segala apa yang aku rasa untuk satu jiwa yang keberadaannya tak lagi terlihat maya..semuanya, seeemuuaanyaa, s   e    m     u      a       n        y         a.

       Dan aku mengutuk kebodohanku karena tak menyimpan apapun satu saja asa yang 
 mungkin tak diketahuinya. Dia, tanpa kusadari adalah seseorang yang keberadaannya telah kujadikan sandaran untuk segala apa hal kekanakanku.. dia sosok ibu, dia kakak, dia musuh dan dia adalah seseorang yang tepat 26tahun lalu terlahir untuk melihat adanya dunia. Namanya---aku hanya hapal nama depannya, dan selalu lupa siapa nama selanjutnya, sekalipun aku mengingatnya, aku tidak yakin tata letak tulisannya adalah benar..Aku dan nama yang terlupakan tulisan dibelakangnya itu adalah pemilik kisah sederhana ini..aku dan si pemilik jiwa maya itu adalah penggerak inti dari pendulum musik milikku yang tergantung rapi dibalik jas hitam maestro hebat tanpa nama. Aku dan nama singkat itu adalah sebuah bara istimewa yang menghidupkan kematian yang terkekalkan dalam jarak. Sebuah ilustrasi berlebih pada satu cerita humor disudut kolom pemerintahan mungkin, apa ketikanku terdengar lucu.? kenapa aku tidak sanggup meski hanya sekedar untuk tertawa sinis.?

       Kehambaran sealunan nada tak asing semakin menunjukkan giginya padaku, menusuk dengan sangat dalam sebuah jiwa tak terlihat yang selalu haus akan korban penghematan oksigen. Satu tahun lalu, 25mei tahun lalu..aku masih mengingat bagaimana satu bangku kosong didalam bus menghadirkan padaku sebuah catatan, sebuah cerita, sebuah rangkaian selamat hari lahir dan sebuah dongeng manis pengantar sebelum membuka mata. Satu tahun lalu dan aku mencoba mengetiknya lagi detik ini dengan hangat yang sama, bara yang tak lagi memanas tapi memiliki asa yang semakin mengekal, bukankah itu yang semua orang cari? sebuah kekekalan dalam kehangatan? 
Aku mencoba menuangkan lagi seperti apa janjiku pada diri sendiri untuk menyentuh sosok itu lagi dihari kelahirannya dengan tulisan-tulisan rumitku. Tak dapat dipungkiri, tempatku tengah terduduk sekarang tak lagi sama seperti tempatku tahun yang lalu..Serangkaian huruf membentang menciptakan sedikitnya satu cerita tentang adanya kehidupan. Seperti juga rangkaian huruf itu, seperti juga kisahku...secarik bacaan yang mengalir lembut melilit adanya spasi tak terlihat yang terus mengendap membentuk jaringan pengikat pengental sebuah hubungan.

       Dan bukankah sebuah nada pun akan berjuang untuk menyentuh alunan titik tertinggi pernapasannya? titik alto, titik sopran dan titik-titik mustahil lain dan bukan hal tak mungkin ketika harus kukatakan tak ada yang kekal selamanya ada berjalan bergandengan merapat seperti pertama kali bertemu.. titik chorus yang terasa sangat indah untuk terus dan terus diulang dalam pendengaran..itulah kenangan empat tahun terakhirku, terlihat dalam bagian klimaks sebuah lagu..memiliki bagian indah, sepetik gumaman yang terasa meleleh dalam balutan kunyahan batu apung. Semuanya dan semua bagian itu, semua rangkaian cerita yang tak akan habis dalam ocehan semalam..semuanya adalah hanyalah seperti sebungkus kaset berisikan satu buah lagu.


        *


       Dear eonni, satu patner gilaku, satu saudara yang selamanya akan kupertahankan semanis dan seerat semula.. empat tahun mungkin lebih kita telah terjebak dalam putaran kaset utuh. 
empat tahun lebih mungkin kita telah menyelesaikan sebuah nada panjang bernama lagu. Dan oh, aku tetap tidak menyangka sepertinya kita telah menyelesaikan hingga bait terakhir lyric itu sendiri.
       Dear eonni, satu hal yang pasti..aku sangat menyuk
ai denting-denting petikan instrumen musik untuk satu lagu milik kita, satu detik dimana suara milikku dan milikmu belum mengudara, dan yang kudapati hanyalah petikan damai penuh elegi untuk sebuah permulaan. Sungguh aku sangat menyukai saat tenang itu.. tiga detik utuh tanpa tersentuh suara apapun selain "kriettt" bunyi pintu ucapan selamat datang pada pengalun lagu itu sendiri. Tiga detik tenang dimana aku dan kamu masih hanyalah selembar kanvas kosong yang belum terisi apapun cerita tentang dunia kita.Dan kemudian waktu menunjukkan kuasanya, waktu menunjukkan yang mana dan seperti apa rasa dari sebuah klimaks cerita. Seperti yang ku katakan tadi, sebuah klimaks cerita sebuah chorus lagu milik kita dan aku telah dengan sangat yakin mengepak semua itu sedemikian rapinya dalam sebentuk flashdisk ingatan. Aku mengingatnya saat dimana semua terasa manis ketika saling meneriakkan suara masing-masing, atau saat dimana aku dan kamu saling membahu menguatkan apa yang tak dapat dikuatkan oleh makhluk lain, dan atau bahkan semua barisan mimpi-mimpi milik kita yang hingga detik ini tetaplah bernama sebuah mimpi. Kamu mengingat itu? titik klimaks pertemanan kita? dimana semua kesibukan belum memberikan jarak pada langkah-langkah kita? atau mungkin saat klimaks dimana kita masih saling sempat untuk sekedar menyapa, dimana aku belum mempertanyakan kenapa aku tidak lagi bisa masuk dalam celah tersempit kesibukanmu-seperti juga beberapa lain yang bisa dengan tenang mengisi jajaran bangku kosong milik kesibukanmu- ataukah aku memiliki salah..? 

       Dear eonni, Aku tertawa dalam sinis sekarang, iya, aku bisa merasakan kelucuan dari segi manapun cerita milik kita. Aku yang dengan sangat konyolnya berharap sebuah keabadian, aku yang dengan sangat bodohnya meminta segala curah perhatian pertemananmu selalu merujuk untukku 
dan aku dengan segala ke egoisanku memintamu untuk selalu ada kapanpun aku mau. Aku sekarang membuka mata eonni, aku sekarang menyadari satu langkah lebih maju milikmu itu. Bahkan sebuah lagupun memiliki bait terakhir untuk dilantunkan penyanyinya. Bahkan sebentuk paragraf pun pada akhirnya memiliki titik pasti untuk tidak melanjutkan cerita dengan jalan yang lain. Dan kita telah melewati titik chorus itu bersama, kita telah melewati empat tahun lebih mungkin dalam kehangatan yang tak terjabarkan ada. Dan aku memahami kenapa sekarang ada jarak pasti diantara dinding ketat pertahanan kita.

       Dear eonni....selamat ulang tahun, selamat hari jadi untuk yang kesekian milikmu.. aku tidak akan mengucap apapun segala yang ingin ku lantunkan dalam bentuk doa untukmu..biarkan hanya aku dan Tuhan yang dengan pasti menginginkan apapun segala yang terbaik untuk tahun barumu ini. 
Hahaa ini terasa lucu, aku menuangkan segala terbaikku dalam paragraf panjang tanpa membiarkanmu mengetahui bahwa aku memiliki sebuah present untukmu. Aku hanya terlalu takut kamu tidak punya lagi waktu untuk membaca ketikan-ketikan konyol milikku ini, aku hanya terlalu takut kamu tidak lagi memiliki pemikiran yang sama seperti milikku seperti yang terus ku pertahankan ada tanpa sedikitpun perubahan, dan aku terlalu takut kamu tidak memiliki waktu hanya sekedar meresapi apa yang terketik disini seperti juga halnya waktu yang menyita segalamu meski sekedar untuk membalas satu saja pesan singkat milikku.

       Dear eonni.. selamat ulang tahun dan aku seperti kehilangan satu nyawa karena jarak kita. Iya, semuanya masih terdengar sama..suara milik kita, cerita berlalu kita dan aroma yang menyergap masuk sel otakku juga tetap berwarna sama, tapi kehambaran itu terasa ada, rasa kurang itu sekarang menjadi pelengkap satu paragraf ini. 
Kita telah sampai pada bait terakhir lagu berharga milik kitakah? ah, aku masih belum terbiasa ketika tidak menyapamu dimanapun aku melihat unname milikmu..aku ingin menyapa aku ingin kita bercanda, tapi semua sudah tidak lagi sama. Satu ketakutan pasti aku takut diabaikan [lagi] kkkkekkekkeeSelamat ulang tahun sekali lagi untuk kamu yang tingkat kenarsisannya semakin tak terkendali sekarang >=

i misseu, i misseu, dan aku sangat merindukan eonniku yang dulu itu. Ckk aku tidak akan melanjutkan ini untuk lebih panjang lagi..aku tidak akan membuat ini terdengar lebih memuakkan lagi sekalipun aku tidak yakin akan ada yang menghiraukan ini.....