Rabu, 06 November 2013

Present 8th Anniversary Super Junior


Aku...


Siapa aku?


Sesekali aku berharap aku memiliki nama, sehingga ketika dunia mulai merangsak mengamuk karena ulah burukku..aku bisa menyebut namaku berkali lipat lebih kencang ketimbang siapapun untuk ku maki - ku tendang dan ku remukkan kerangka abjad penunjuk identitasku lebih kencang dari siapapun yang mungkin memiliki niat untuk melakukannya.

Jika ada yang menganggapku tidak waras maka itu adalah sebuah nyata yang bahkan tak memiliki bayang maya dibelakangnya..itu adalah seperti itu, seperti yang terbaca dan lain dari yang terlihat.
Sebelum kalian memilih kabur untuk meneruskan ini, sebagai bagian dari tata-sopan sebuah pidato panjang..maka izinkan aku untuk menyebut nama samar - nama tokoh dan nama remang agar kalian bisa langsung memasungkan nama itu dalam buku daftar 100 nama beken dan keren di dalam Kantor polisi setempat atau lebih tepatnya mari kita anggap "TERSANGKA"


Panggil saja Ren..
dengan nama lebih panjang yang kurang jelas dan kurang menarik untuk dipertanyakan lanjut.
Berdarah seperempat alien juga seperempat ranger..kenapa seperti itu? karena aku aneh dan aku kuat.


Hari kemarin, dengan mengenakan sebuah gambar kurang lazim atau lebih jelasnya satu potret yang hanya bisa dinikmati untuk kalian yang berumur lebih dari 21, aku membuat satu humor yang menyenangkan.. tidakkah ini benar-benar terdengar lucu? sebelumnya aku adalah anak manis dengan imej baik juga sopan, mengalirkan sastra disetiap ucapan juga memantrai setiap kata dengan serbuk keromantisan.
Tapi kemarin, 5 November lebih tepatnya, seorang bernama Ren yang mungkin sedikit dikagumi karena kepiawaiannya menutup rapat buruk dirinya dari dunia luar akhirnya melepaskan sayap kendali itu, memecah cangkang yang selama ini menjadi penyelaput untuk penggambaran betapa manis-indah dan sempurnanya ia.

Sungguh licik memang, aku sendiri terkadang geli bahkan jijik memandang sosok ciptaan itu sendiri. Sesekali aku muak karena selalu sanggup menyulap serpihan emosi yang meledak dalam bentuk remahan kata bersyair juga bernada yang tak menyiratkan satu titik kecilpun sebuah pembebasan dari emosi itu sendiri.
Berulang kali aku muak ketika sanggup menyulap berbagai campuran rasa dalam bentuk catatan sederhana dengan sedikit bumbu gombal lagi-lagi demi menyempurnakan siapa AKU dimata kalian.

Dan kembali pada humor kecilku di hari bertanggal 5 kemarin, dari sana aku menemukan banyak protes yang dikirim secara baik-halus-kasar dan beberapa dilakukan ditempat tak umum.
Mereka mencaci, mengingatkan, menikmati juga mempergunjingkan tentang ketidaksopananku mengunggah satu potret 'dewasa' di ranah sosial.

Detik itu aku hanya bisa tersenyum menikmati kelucuan itu hingga larut malam, hingga tulisan ini tercipta, hingga pagi menyapa.


Aku hanya bisa tersenyum menyadari bagaimana mudah mempermainkan sebuah "game" terlebih ketika itu menyangkut khalayak rame.
Mereka yang berkata buruk dibawah gambar kurang lazimku benar-benar tidak tau jika aku tengah mengajarkan mereka sesuatu.
Mereka yang mencaci kelakuan burukku tidak sepenuhnya menyadari jika yang kulakukan saat ini adalah tak lain se-simple memberi mereka pensil ber-rautkan jelek dengan selembar kertas compang-camping.
Mereka tidak sepenuhnya mengerti bahwa "penggalan sikap burukku" adalah hanya sebatas termometer untuk mengukur seberapa tinggi dan luas batas kedewasaan mereka dalam memandang sesuatu yang buruk, untuk mengukur sedalam apa pengetahuan mereka akan hal yang diketahui dan tersembunyi darinya.

Dan sebagian dari paragraf ini tercipta untuk mereka yang tidak pintar.

Dari satu reaksi protes tentang gambar kurang sopan satu itu aku mengajarkan mereka bahwa semua hal tak sepenuhnya seperti apa yang terlihat.
Bahwa setiap dari kita, sesempurna-seelok-seindah apapun itu tetaplah memiliki darah hitam, memiliki ruang untuk para setan bersemayam..memiliki kesadaran penuh untuk bersikap buruk.
Jadi kenapa harus kaget ketika melihat seseorang melakukan hal buruk juga sesuatu yang di kategorikan salah menurut mata sebelah? kenapa tidak lantas beranggapan bahwa, "oh mungkin saja ia tengah lepas kendali untuk mengikat kencang mulut setan miliknya hingga ia berkata seburuk itu.."

Dan andai saja setiap satu dari kalian sanggup menyerap ini lebih dari sekedar bacaan..dunia pasti akan indah tanpa adanya cacian.

Dari satu gambar dewasa kurang etika itu aku mengajarkan kepada mereka untuk seharusnya memiliki sekat tipis antara batas dunia maya juga dunia nyata yang semakin saru. Dunia maya yang terlihat dan terdengar harus bukanlah cerminan dari seberapa cantik dan buruknya dunia nyatamu. Tapi sebaliknya, dunia nyata adalah ruang kecil bersekat dimana tak seharusnya untuk siapapun bercermin - melihat dan bebas tau terlebih untuk banyaknya warna emosional dalam tubuh dunia maya.
Dari gambar dewasa itu juga aku mengajarkan kepada mereka untuk meresapi arti dari indahnya diam..tentang bagaimana terkadang diam adalah jawaban yang tengah dicari dari seberapa luasnya ucapan yang keluar disertai banyaknya tanya.
Tentang bagaimana diam adalah sesuatu yang sangat manjur untuk melatih ketenangan otak juga kenyamanan emosi.
Dan andai saja satu dari setiap kalian sanggup memahami ini lebih dari sekedar bacaan, aku yakin tak akan ada lagi mulut beradu tanpa adanya nalar pintar menyertai.


Lalu aku...

Siapakah aku sebenarnya?

Oh andaikan saja aku bernama dan tak hanya berdiri sebagai kerangka berbalutkan daging dan tulang saja..
Andaikan aku memiliki nama yang sanggup menyelaraskan siapa aku di sudut A, siapa aku di sudut B dan juga aku yang bertebaran dimana-mana.

Dan karena ketahanan kalian untuk menilik cerita singkat tapi panjang milikku ini.. ku hadiahkan padamu satu lagi cerita milikku, satu kisah indah tentang satu dunia yang menjadi akar kenapa cerita ini bermula.
Tentang satu nyawa yang teraliri oleh tiga belas plus dua sel hidup didalamnya, tentang satu paragraf yang terlahir delapan tahun silam namun baru ku nikmati isi kalimatnya empat tahun terakhir saja..dan akan ku pastikan aku menjadi sosok yang akan bertahan pada cerita itu tak peduli seberapa panjang dan lusuhnya paragraf itu nanti. Yang aku tau, disana kutemukan nyawa dalam bentuk euforia juga lelehan air mata.

Namanya Super Junior.
Mari menghela nafas dalam sebelum aku memulai untuk menceritakan satu paragraf paling berwarna jika saja hidupku adalah sebuah buku..sebelum aku menceritakan tentang satu dunia berharga milikku.

Namanya Super Junior..siapapun mengenalnya sebagai bintang bersinar,
siapapun mengenalnya sebagai sebuah ikon akan ledakan keras pesta karya dari Negeri ginseng sana. Siapapun mengenalnya sebagai gemerlap berlian yang sanggup menyilaukan mata tak peduli disudut mana kalian berdiri.
Semua mengenalnya sebagai tubuh yang bersahaja juga bermulti-talenta untuk segala jenis mahakarya.
Semua tau mereka yang sempurna seperti itu, kecuali aku..kecuali seseorang yang tengah merindukan untuk memiliki "nama" ini.

Semua berawal ketika mungkin empat tahun lalu suara mereka hadir tepat dalam masa pencarian jati diriku, keberadaan mereka yang ternyata pas menempati kepingan hilang namun entah apa dalam entitas kecil hidupku.

Satu, dua, tiga, empat tahun semua berjalan seperti tanpa ada kendali.. teramat mulus untuk menjejalkan lebih banyak lagi unit kagum yang dihadirkan mereka justru melalui peluh juga tawanya..dan bukan hanya semata lewat tangan sang Karya.

Semua mengenalnya sebagai bintang tak terjangkau sebagai bintang yang berkerlip jauh diatas sana dengan sangat indah dan terangnya. Namun lain dimataku, untukku..mereka bukanlah bintang..satu Maha alam yang entah kenapa sangat digemari untuk melambangkan sesuatu yang jauh dan gemilang.
Untukku Super Junior adalah akar..iya, hanya sebatas akar saja. Ia tumbuh di bawah namun kekuatannya untuk menciptakan tenaga demi sesuatu yang dihasilkan membuat buahnya menjulang tinggi ke atas. Itulah mereka.
Super Junior untukku hanyalah sebatas akar yang ketika ditelusuri lebih lengkap maka ia lah pencipta dasar dari adanya atmosfer di dunia tanpa udara ini..dalam dunia bersekat maya milikku. Ada, nyata, merasuk dalam nadi terdalamku dengan aliran sangat pelan tanpa aku menyadari itu.

Super Junior..siapapun mengenalnya sebagai bintang sungguhan yang gemerlap semakin menyilaukan dari panggung hingga sudut tergelap tanah hiburan.
Dunia mengenal Super Junior sebagai bintang idola itu. Namun dimataku mereka HANYA sekumpulan pria yang dengan segala jerih payahnya belajar - berlari hingga merangkak demi satu pencapaian untuk semakin bersinar.
Dan kemudian ketegarannya menghadapi naik juga turunnya liku dunia termasuk ketika beberapa personel harus hengkang dari tempatnya membuat Super Junior semakin terlihat bukan sebagai sosok bintang idola di mataku.
Mereka lebih daripada itu, andai saja dunia tau.

Harusnya mereka tak menangis ketika satu pencapaian emas berhasil diraih, karena itu memang sudah seharusnya untuk mereka dapatkan. Namun air mata mereka tetap jatuh menganak sungai bahkan semakin deras ketika semua pria itu saling berangkulan..satu hal yang terlupakan oleh dunia adalah kemungkinan cairan bening dimata mereka keluar adalah karena mereka menyadari, dan semakin sadar bahwa semuanya sangat keras untuk dilalui..semua terasa berat untuk dilalui hingga tanpa siapapun pernah ketahui sebelum akhirnya mereka bersinar.

Harusnya mereka tak menangis ketika sebuah pencapaian emas lain kembali ditangan, bukankah itu adalah seharusnya yang mereka dapat? tapi Super Junior kembali menangis..hanya karena mungkin menyadari lebih dalam bagaimana lelah hingga hampir matinya mereka untuk bisa bersinar seterang detik ini, untuk bisa diakui hingga seluas ini.
Bagaimana bisa aku memandang mereka sebagai bintang idola? sementara aku sendiri melihat nyata bagaimana tetes peluh mengalir dari setiap sudut porinya. Yang aku tau mereka adalah sesuatu yang lebih nyata dari sekedar bintang, lebih nyata dari sekedar ada...karena aku berhasil menyentuh bahkan menyeka dan tidak hanya termangu di tempat mengaguminya.
Karena perjuangan mereka sanggup menembus batas antara kagum dan menepatkanku dalam status yang lebih pas yakni CINTA.

Dunia mengenal Super Junior sebagai idola bertalenta, namun entah kenapa tidak demikian dengan pendapatku.
Untukku mereka hanyalah sekumpulan pria yang dengan segala kekonyolan dan kepolosannya ingin menyampaikan pada dunia bahwa itulah mereka..itulah Super Junior. Atau mungkin aku saja yang terlalu buta mengartikan kebersamaan mereka menjadi sesuatu yang lebih menjual ketimbang talenta mereka sendiri? entahlah.

                                                           ###


Hari ini, 6 November adalah hari indah, juga bersejarah dalam perjalanan sesosok Super Junior. Ulang tahun? mungkin lebih tepatnya 8tahun tanda muncul akan sesuatu yang berharga. Dan itu mereka.

Seharusnya aku mengucapkan sesuatu yang manis disini, namun yang kulakukan hanyalah mencoba berdoa dalam hati, untuk kesehatan mereka yang utama, untuk kebersamaan mereka yang diharapkan kembali utuh, untuk hari depan mereka yang tak akan pernah lagi berkeringat sendiri, dan terakhir untuk sinar mereka yang diharapkan tak padam meski angin waktu datang menyemburkan kuasanya.

Selamat ulang tahun Super Junior, tetaplah bersinar sayang..
Bertahanlah disana lebih lama, delapan tahun bukanlah sesuatu yang mudah..delapan tahun bukanlah sesuatu yang sebentar. Tapi bukankah waktu adalah sesuatu yang memiliki sayap kasat mata? karena sanggup terbang menyertakan kita dalam putaran frekuensinya.
Tolong tetaplah bergandengan seperti detik ini, tetaplah tersenyum bersama meski aku tau dunia tetap tak mudah untuk dihadapi sekalipun kalian tengah berada dalam puncak tertinggi.
Kalian bukanlah bintang yang akan menghilang ketika siang datang, kalian adalah akar yang dengan pasti menyentuh bumi dengan sedemikian kuatnya, menciptakan sebuah alur rumit dengan banyak perasaan penggemarmu termasuk aku.
Kalian bukanlah sesuatu yang bersinar dan di perjual-belikan seperti intan tapi kalian adalah sesuatu yang berharga lebih dari apapun untuk tetap ku pertahankan berkilau dengan indahnya.

Delapan tahun bukanlah sesuatu yang lama karena kita akan mencapai tahun-tahun lain yang lebih panjang lagi..tanpa harus menyertakan sebuah kenyataan akan umur yang menua, akan tuntutan mutlak sebuah hidup yang harus menyertakan kata berpisah didalamnya.

Selamat ulang tahun Super Junior..tolong jangan takut untuk kehilangan fansmu, tolong tetaplah kuat disana meski aku tau semakin tahun bertambah maka segalanya tidak ada yang lebih mudah. Tapi aku yakin delapan tahun berdiri disana telah menjadi sesuatu tonggak kuat yang tak akan merobohkan kalian. Dan kenyataan bahwa kita tumbuh bersama adalah satu cabang akar tersendiri yang membuatku berbeda dari penggemar yang lain.

Aku ingin berjanji seperti mereka yang dulu pernah berkata akan mendukungmu hingga akhir, aku ingin berjanji untuk tetap mendukungmu apapun yang terjadi seperti yang mereka ucapkan sebelum akhirnya janji itu hanyalah seperti pedang yang menyakiti kalian dan aku ini penggemar yang berbeda, aku tidak ingin menyakiti kalian dengan menjadikan janji manisku sebagai senjata tertajam yang tanpa raut bersalah sedikitpun perlahan menusuk dan menyakiti kalian. Aku ingin berjanji, tapi aku tidak ingin kalian sakit karena janjiku mungkin yang terlupakan. Bukankah kita tidak bisa membaca masa depan? termasuk untuk satu detik yang akan datang.
Dan satu-satunya hal yang tersisa hanyalah harapan untuk kalian tetap percaya bahwa keberadaanku lain.

Selamat ulang tahun Super Junior..terimakasih untuk mengajariku tentang banyak hal berharga didalam hidup. Terimakasih karena mengajariku untuk tetap bersikap manis dan bermulut sopan sekalipun banyak kebencian yang menguar.
Terimakasih karena mengajariku menjadi anak manis yang dengan telaten belajar tentang banyak objek..tentang mana yang baik tentang mana yang buruk..juga tentang pelajaran untuk diam.

Kalian membentukku menjadi pribadi seorang Ren yang sedikit dikagumi karena kelihaiannya mengolah kata agar tetap nyaman dibaca. Kalian mengajariku tentang kenyataan bahwa kehidupan ini sebenarnya memiliki banyak sisi. Dan aku harap kalian mengerti kenapa aku melepas kendali dan membuat sedikit humor dengan gambar dewasa di hari bertanggal 5 kemarin.

Karena aku tau, terjun diduniamu membuatku merasa aku tak lagi membutuhkan apapun hanya perlu untuk bertahan denganmu saja, terjun dalam duniamu membuatku menjadi sempurna tanpa harus peduli dengan ocehan bernada sengak milik tetangga. Dan kepada dunia ingin kuajarkan mereka sesuatu, bahwa pada kenyataanya hidup menjadi bagian Super Junior tidak sesempurna itu..bahwa idolaku juga bukanlah sesuatu yang kekal dan sempurna seperti bintang diatas sana. Mereka hanyalah akar yang suatu hari bisa saja tersakiti juga memiliki rasa lelah untuk berdiri.

Bahwa mereka bukanlah sesuatu yang bersinar tanpa celah. Bisakah kalian memahami Super Junior yang seperti itu? bisakah kalian memahami Super Junior yang hanyalah makhluk biasa? bisakah kalian memahami kenapa mereka meneteskan air mata disetiap puncak penerimaan award? karena mereka terlalu sadar betapa berat perjuangan untuk bisa sampai dititik ini..untuk bisa sampai bersinar seterang ini..untuk bisa tetap tegar berdiri selama ini.
Super Junior hanyalah sebuah nama..keringat dari ketiga belas plus dua personelnyalah nyawa sebenarnya dari semua puncak kekaguman ini.
Dan aku berharap kalian juga memahami bahwa mereka itu manusia yang juga memiliki rasa takut untuk kehilangan meski setulus hati aku bersumpah akan menjaga mereka tetap bersinar.

hahh..apa kalian lelah membaca ini? aku justru lelah untuk menggali lebih dalam lagi sisi lain yang mungkin kalian lupakan dalam tubuh Super Junior.

Delapan adalah sebuah angka yang lengkap tanpa celah..dan aku berharap..hanya berharap mereka tetap sesempurna detik ini, dengan segala tingkah gila dan konyolnya.
Delapan bukanlah angka yang sedikit, tapi juga bukan waktu yang sebentar untuk dilalui..
Untuk mereka yang tetap berdiri untukku dan tak peduli sampai kapanpun waktu berjalan..semua hanyalah menyisakan aku dan Super Junior.


Lalu aku.?

Siapakah aku.?

Bisakah aku menyebut diriku ELF dengan segala sisi burukku.?

Seperti aku yang terus menyebut Super Junior sebagai SUPERMAN dengan segala tingkah bodoh dan konyol mereka.



FIN




Sign with love : Admin R (@KanvasCoklat)

Minggu, 26 Mei 2013

Aku Menyebutnya ''CARNIVAL''


 18 Mei 2013...ketikan singkat dalam gelap yang membekap, doa hari jadi yang terucap terlalu pagi.. dan untukmu salah satu dari sel kecil keluarga E.F.Lku...


       Hari ini, pendengaranku terasa begitu hambar meski suara yang sama selalunya sukses menciptakan euforia lain ketika aku memperdengarkannya di waktu yang berbeda. Tapi hari ini tak sama, detik ini sepertinya kehilangan daya akan apa yang diinginkannya untuk terus berputar dengan kekuatan tetap, keinginan terpendam sebuah arloji kecil yang melingkar manis dalam balutan biru sapphire. Siapakah pemilik arloji itu sebenarnya? Tidak, tapi yang terpenting adalah kenapa harus tetap menggenggam sebuah arloji dengan kekuatan yang melemah jika didinding ternyata terpasang satu jam besar dengan dentang menggema? 
Dan inilah permulaan kisahku... 

       Namanya Jang GeunSuk..satu sosok yang membuat semuanya berjalan pada garis si dalang cerita, semua berawal dan termulai dari sosok itu...iya, aku tetap mengingat tentang siapa yang ada dibalik terciptanya sel kehangatan yang menjulur perlahan menembus apapun batas yang ada. Namanya Super Junior yang membuat semuanya semakin mengental dan membidik satu sasaran pasti bernama persaudaraan. Aku sebenarnya lupa kapan kisahku dimulai. Hanya saja yang pasti, aroma perkenalan itu masih sering menyergap rangkaian memori yang berdesakan untuk bisa tetap bernapas dalam kapasitas terbatas otakku. Dan seperti juga rangkaian huruf pembentuk cerita itu, seperti itu jugalah liku perjalanan pertemananku... ahni, bukan sebuah pertemanan..tapi aku berani menjamin nafas yang tercipta adalah melebihi hanya dari sekedar teman berbagi idola, jalan yang tercipta lebih dari sekedar setapak yang memungkinkan untuk dua pasang kaki saling melangkah bersama.. karena pada kenyataanya aku dan sosok itu bukan hanya berjalan untuk kaki-kaki berat milik masing-masing, dalam ketidakramahan kaki milikku dan miliknya saling menendang hanya agar bisa memberi ruang untuk substansi terbatas milik manusia-manusia lain. Sedikit sulit memahami jalan kisahku jika hanya memandangnya dengan mata terkedip memang...

       Sepoi hirupan angin yang menelusup dingin sepertinya membawa aroma lain, seperti sebuah alunan musik dimana selalu ada jeda untuk sebuah pengambilan pernafasan atau mungkin untuk satu titik klimaks sebelum ada mencapai titik akhir dari sang nada, maka mungkin aku bisa menggambarkannya dengan seperti itu.. telah ku percayakan segala apa yang aku simpan pada satu pemimpin kocokan dadu permainan ular tangga, telah kusampaikan segala apa yang aku rasa untuk satu jiwa yang keberadaannya tak lagi terlihat maya..semuanya, seeemuuaanyaa, s   e    m     u      a       n        y         a.

       Dan aku mengutuk kebodohanku karena tak menyimpan apapun satu saja asa yang 
 mungkin tak diketahuinya. Dia, tanpa kusadari adalah seseorang yang keberadaannya telah kujadikan sandaran untuk segala apa hal kekanakanku.. dia sosok ibu, dia kakak, dia musuh dan dia adalah seseorang yang tepat 26tahun lalu terlahir untuk melihat adanya dunia. Namanya---aku hanya hapal nama depannya, dan selalu lupa siapa nama selanjutnya, sekalipun aku mengingatnya, aku tidak yakin tata letak tulisannya adalah benar..Aku dan nama yang terlupakan tulisan dibelakangnya itu adalah pemilik kisah sederhana ini..aku dan si pemilik jiwa maya itu adalah penggerak inti dari pendulum musik milikku yang tergantung rapi dibalik jas hitam maestro hebat tanpa nama. Aku dan nama singkat itu adalah sebuah bara istimewa yang menghidupkan kematian yang terkekalkan dalam jarak. Sebuah ilustrasi berlebih pada satu cerita humor disudut kolom pemerintahan mungkin, apa ketikanku terdengar lucu.? kenapa aku tidak sanggup meski hanya sekedar untuk tertawa sinis.?

       Kehambaran sealunan nada tak asing semakin menunjukkan giginya padaku, menusuk dengan sangat dalam sebuah jiwa tak terlihat yang selalu haus akan korban penghematan oksigen. Satu tahun lalu, 25mei tahun lalu..aku masih mengingat bagaimana satu bangku kosong didalam bus menghadirkan padaku sebuah catatan, sebuah cerita, sebuah rangkaian selamat hari lahir dan sebuah dongeng manis pengantar sebelum membuka mata. Satu tahun lalu dan aku mencoba mengetiknya lagi detik ini dengan hangat yang sama, bara yang tak lagi memanas tapi memiliki asa yang semakin mengekal, bukankah itu yang semua orang cari? sebuah kekekalan dalam kehangatan? 
Aku mencoba menuangkan lagi seperti apa janjiku pada diri sendiri untuk menyentuh sosok itu lagi dihari kelahirannya dengan tulisan-tulisan rumitku. Tak dapat dipungkiri, tempatku tengah terduduk sekarang tak lagi sama seperti tempatku tahun yang lalu..Serangkaian huruf membentang menciptakan sedikitnya satu cerita tentang adanya kehidupan. Seperti juga rangkaian huruf itu, seperti juga kisahku...secarik bacaan yang mengalir lembut melilit adanya spasi tak terlihat yang terus mengendap membentuk jaringan pengikat pengental sebuah hubungan.

       Dan bukankah sebuah nada pun akan berjuang untuk menyentuh alunan titik tertinggi pernapasannya? titik alto, titik sopran dan titik-titik mustahil lain dan bukan hal tak mungkin ketika harus kukatakan tak ada yang kekal selamanya ada berjalan bergandengan merapat seperti pertama kali bertemu.. titik chorus yang terasa sangat indah untuk terus dan terus diulang dalam pendengaran..itulah kenangan empat tahun terakhirku, terlihat dalam bagian klimaks sebuah lagu..memiliki bagian indah, sepetik gumaman yang terasa meleleh dalam balutan kunyahan batu apung. Semuanya dan semua bagian itu, semua rangkaian cerita yang tak akan habis dalam ocehan semalam..semuanya adalah hanyalah seperti sebungkus kaset berisikan satu buah lagu.


        *


       Dear eonni, satu patner gilaku, satu saudara yang selamanya akan kupertahankan semanis dan seerat semula.. empat tahun mungkin lebih kita telah terjebak dalam putaran kaset utuh. 
empat tahun lebih mungkin kita telah menyelesaikan sebuah nada panjang bernama lagu. Dan oh, aku tetap tidak menyangka sepertinya kita telah menyelesaikan hingga bait terakhir lyric itu sendiri.
       Dear eonni, satu hal yang pasti..aku sangat menyuk
ai denting-denting petikan instrumen musik untuk satu lagu milik kita, satu detik dimana suara milikku dan milikmu belum mengudara, dan yang kudapati hanyalah petikan damai penuh elegi untuk sebuah permulaan. Sungguh aku sangat menyukai saat tenang itu.. tiga detik utuh tanpa tersentuh suara apapun selain "kriettt" bunyi pintu ucapan selamat datang pada pengalun lagu itu sendiri. Tiga detik tenang dimana aku dan kamu masih hanyalah selembar kanvas kosong yang belum terisi apapun cerita tentang dunia kita.Dan kemudian waktu menunjukkan kuasanya, waktu menunjukkan yang mana dan seperti apa rasa dari sebuah klimaks cerita. Seperti yang ku katakan tadi, sebuah klimaks cerita sebuah chorus lagu milik kita dan aku telah dengan sangat yakin mengepak semua itu sedemikian rapinya dalam sebentuk flashdisk ingatan. Aku mengingatnya saat dimana semua terasa manis ketika saling meneriakkan suara masing-masing, atau saat dimana aku dan kamu saling membahu menguatkan apa yang tak dapat dikuatkan oleh makhluk lain, dan atau bahkan semua barisan mimpi-mimpi milik kita yang hingga detik ini tetaplah bernama sebuah mimpi. Kamu mengingat itu? titik klimaks pertemanan kita? dimana semua kesibukan belum memberikan jarak pada langkah-langkah kita? atau mungkin saat klimaks dimana kita masih saling sempat untuk sekedar menyapa, dimana aku belum mempertanyakan kenapa aku tidak lagi bisa masuk dalam celah tersempit kesibukanmu-seperti juga beberapa lain yang bisa dengan tenang mengisi jajaran bangku kosong milik kesibukanmu- ataukah aku memiliki salah..? 

       Dear eonni, Aku tertawa dalam sinis sekarang, iya, aku bisa merasakan kelucuan dari segi manapun cerita milik kita. Aku yang dengan sangat konyolnya berharap sebuah keabadian, aku yang dengan sangat bodohnya meminta segala curah perhatian pertemananmu selalu merujuk untukku 
dan aku dengan segala ke egoisanku memintamu untuk selalu ada kapanpun aku mau. Aku sekarang membuka mata eonni, aku sekarang menyadari satu langkah lebih maju milikmu itu. Bahkan sebuah lagupun memiliki bait terakhir untuk dilantunkan penyanyinya. Bahkan sebentuk paragraf pun pada akhirnya memiliki titik pasti untuk tidak melanjutkan cerita dengan jalan yang lain. Dan kita telah melewati titik chorus itu bersama, kita telah melewati empat tahun lebih mungkin dalam kehangatan yang tak terjabarkan ada. Dan aku memahami kenapa sekarang ada jarak pasti diantara dinding ketat pertahanan kita.

       Dear eonni....selamat ulang tahun, selamat hari jadi untuk yang kesekian milikmu.. aku tidak akan mengucap apapun segala yang ingin ku lantunkan dalam bentuk doa untukmu..biarkan hanya aku dan Tuhan yang dengan pasti menginginkan apapun segala yang terbaik untuk tahun barumu ini. 
Hahaa ini terasa lucu, aku menuangkan segala terbaikku dalam paragraf panjang tanpa membiarkanmu mengetahui bahwa aku memiliki sebuah present untukmu. Aku hanya terlalu takut kamu tidak punya lagi waktu untuk membaca ketikan-ketikan konyol milikku ini, aku hanya terlalu takut kamu tidak lagi memiliki pemikiran yang sama seperti milikku seperti yang terus ku pertahankan ada tanpa sedikitpun perubahan, dan aku terlalu takut kamu tidak memiliki waktu hanya sekedar meresapi apa yang terketik disini seperti juga halnya waktu yang menyita segalamu meski sekedar untuk membalas satu saja pesan singkat milikku.

       Dear eonni.. selamat ulang tahun dan aku seperti kehilangan satu nyawa karena jarak kita. Iya, semuanya masih terdengar sama..suara milik kita, cerita berlalu kita dan aroma yang menyergap masuk sel otakku juga tetap berwarna sama, tapi kehambaran itu terasa ada, rasa kurang itu sekarang menjadi pelengkap satu paragraf ini. 
Kita telah sampai pada bait terakhir lagu berharga milik kitakah? ah, aku masih belum terbiasa ketika tidak menyapamu dimanapun aku melihat unname milikmu..aku ingin menyapa aku ingin kita bercanda, tapi semua sudah tidak lagi sama. Satu ketakutan pasti aku takut diabaikan [lagi] kkkkekkekkeeSelamat ulang tahun sekali lagi untuk kamu yang tingkat kenarsisannya semakin tak terkendali sekarang >=

i misseu, i misseu, dan aku sangat merindukan eonniku yang dulu itu. Ckk aku tidak akan melanjutkan ini untuk lebih panjang lagi..aku tidak akan membuat ini terdengar lebih memuakkan lagi sekalipun aku tidak yakin akan ada yang menghiraukan ini.....

Sabtu, 23 Februari 2013

Karena mereka Super Junior - Karena kita E.L.F


Warning : Sepertiii biasaa...jernihkan pikiran dulu sebelum membaca ini , karena ini membutuhkan konsentrasi untuk memahaminya... *hobbyku memang meribetkan tata letak bahasa -___-* dan ini sangaaat panjang..!
maaf kalo ini "rada lebay" juga untuk typonya...maaf.!

----------------------------------




Akhirnya aku sampai pada titik ini, sebuah klimaks untuk satu penghambaan pada sang kekekalan.

Detik lalu seseorang berkata padaku "maaf aku sibuk sekarang, jarang mempunyai waktu untuk kita, jarang mengikuti perkembangan superman kita, tapi aku tetap elf^^"
desiran manis kembali menyapaku didalam awam yang menghalus...
Tuhan, aku telah terjebak dalam dengan sangatnya pada satu titik mereka, ya mereka..dan hanya mereka- Super Juniorku, Super keluargaku, Super semangatku.


backsound : it's you


Pagi selalu membuka kisah, dan ketika malam datang sebelum akhirnya beberapa jam lagi menjemput pagi, aku telah lebih dulu mencuri kunci pembuka sejarah, kisahku terukir manis hanya dalam serangkum kata singkat bernama ELF..
Kisahku telah termulai beberapa baris lebih cepat dari siapapun pemilik sejarah terindah abad ini.

Telah ku lenyapkan dalam ingatanku banyaknya bisikan-bisikan halus yang tak pernah 
berhenti menunjukkan seringainya padaku menjejalkan ke dalam otakku selang-selang infus kebencian mereka akan super juniorku, telah berhasil juga ku telan segala kekaguman yang perlahan muncul untuk berapapun banyaknya idola lain yang semakin menjamur dijalanan bermusik ini.

karena itu mereka, karena itu super junior dan karena itu kita...

Dunia telah berteriak lantang memekakan pendengaranku bahwa mereka hanyalah sebuah group musik, dunia dengan segala kekuatannya menyuntikkan kesadaran bahwa mereka tak lain hanyalah sebuah sumber kegilaan pada indahnya sebuah kefanaan semata...

ya' biarlah siapapun mengatakan seperti apa keajaiban yang tergenggam erat ditanganku dan mengartikannya kedalam bahasan-bahasan jenuh tanpa makna mereka, tanpa nyawa juga disana, yang ada hanyalah sebuah ambisi untuk menjatuhkan ketegaranku karena tetap berdiri disini bersama kalian...keluarga elfku.

waktu kembali berjalan, dan masih terpatri kuat didalam ingatanku bagaimana pertama kali mengenal dunia mereka,sedikit flashback...saat itu aku bahkan berpikir "ah ini group pemborosan, apa yang menarik dari segerombolan begini? apa ada yang benar-benar bertalenta diantara mereka?"

Waktu sepertinya menjawab pertanyaanku, sebuah tangan tak terlihat sang karma menyentuh halus pundakku, sapaannya mendarat dengan sangat lembut tapi berhasil membuatku ternganga hebat karena aksinya, ya! ini mungkin karma karena pernah mempertanyakan mereka..mempertanyakan keberadaan mereka, dan sekarang aku tengah dengan sangat kepayahan menahan limbung menggali sendiri jawaban-jawaban dimana letak keberadaanku sendiri tanpa mereka.

Dan karena itu mereka, itu super junior..

Seberapa besarpun aku menepis kegilaan yang tak lagi terbendung ini, mereka tetap saja hadir merajai segala pemikiranku..
seberapapun aku menguatkan diri untuk mencoba menghadapi esok tanpa mereka, tanpa kalian, lagi-lagi darahku menyentil dan mengingatkanku bahwa warnanya telah membiru pekat tak lagi merah marun seperti umumnya.

Ibu, bahkan darah anakmu telah tercuci bersih oleh buih-buih menggelembung banyaknya hiruk-pikuk dunia elf,Tuhan, bahkan jika ini adalah ke sia-siaan karena telah meluangkan waktu berhargaku yang terridhoi oleh-MU untuk mereka, aku tidak akan menyesal karena telah melakukannya.

ini kegilaan? untuk apa aku meluangkan banyak waktuku untuk hal indah tak tersentuh itu? mematikan juga segala asaku untuk hal lain selain mereka... sekian waktu otakku mempertanyakan itu, seseorang juga ikut dengan risihnya menanyakan hal yang serupa...

tik-tok jam berjalan tanpa membekaliku peta untuk merunut jalan menuju jawaban penuh ambigu tadi, untuk apa? untuk apa? kenapa?

"Dear super junior, bisakah menjawab pertanyaanku 
sebelum aku menjabarkan paragraf panjang lainnya.? untukku elfmu, berilah ini sebuah kepastian.

dimana kalian meletakanku dan ribuan elf lainnya sekarang? akankah tetap seberharga kedatangan elf ketika pertama kali kalian menginjak dunia lain ini? ataukah kami- elf-elfmu juga ikut menua bersama kalian, bersama tersenyum penuh arti memandang ke belakang betapa perjuangan kita telah banyak terlewati dalam tahun.? atau kemungkinan terburuk kalian menempatkanku dan ribuan lain dalam sebuah boks-boks besar yang terselotip indah dalam bungkusan kertas-kertas ayu dan kemudian teronggok rapi di meja pajangan kalian.?

dimana kalian menempatkanku ketika detik nanti aku tak lagi punyai waktu untuk mengoceh tentang kalian lagi.? ketika kesibukan akan hidup yang nyata menutup sendiri kegilaan-kegilaan untuk kalian.?"

ketika yang lain bertanya "bagaimana hidupku tanpa super junior" kali ini aku akan sedikit nyleneh
melempar bola beku berisi ribuan tanda tanya "apa yang akan terjadi pada super junior tanpa elf?"

kekaguman ini tak akan bisa lebih memuncak, kegilaan ini tak lagi mempunyai titik klimaks lain setelah sebuah pertanyaan tak berparadoks "bagaimana" terlahir ikut mengisi spasi.

sepasang mata dengan tajamnya seperti tengah menatapku detik ini, entah dari penjuru yang mana, hanya saja perasaanku tak bisa berhenti bergidik ngeri untuk membayangkan siapa dia..siapa yang tengah menguntitku..siapa yang tengah mengawasiku..

Itukah sosok penglihatanmu hai sang waktu? kaukah pemilik bola mata itu hai si pemegang kehidupan?apa waktu memiliki bulatan jernih bernama mata? kenapa kedatangannya selalu membisikkan kenyataan bahwa dia telah melihat apa yang belum ku sentuh?

ketakutan itu, ketakutan berlebih itu datang menghampiriku akhir-akhir ini, apa kalian merasakannya? atau hanya aku yang mengalami goncangan kewarasan ini?
sebut saja aku tengah dalam keadaan yang sedikit mengerikan, tapi aku benar-benar seperti kehilangan satu riuh itu, satu semangat tak berkontur itu seperti telah membekukan dirinya dalam hangatnya ruang terdalam dijantungku.

aku elf- dan selamanya akan kujaga untuk tetap seperti itu, bahkan meskipun dunia mengolok bahwa tak ada kekekalan di dunia ini, aku akan terus memberontak dan merobek sendiri jaring-jaring lusuh itu, kekekalan mungkin tidak ada- dia tidak terlihat, tapi dalam keadaan sekarat, sosoknya selalu hadir menginflasi siapapun untk memberinya sebuah bisikan singkat, mantra penenang teman si penjemput ajal...dan disini, aku akan menunjukkan pada dunia bahwa "selamanya" itu bisa saja tersentuh ada, jika hati mereka memiliki tangan, seperti punyaku.

aku elf, tapi aku juga sesosok gadis biasa yang mempunyai kewajiban untuk bermasyarakat, aku gadis biasa pemilik sayap pengikat yang menarikku erat 
pada sekelompok manusia bernama keluarga, dan waktu...dan penuntutku...dan kehidupanku...dan mimpiku...dan kita,

dulu aku pernah berfikir bahwa akan datang saat dimana waktu dengan nakalnya menjerumuskanku dalam sekat berpeluh bernama kesibukan, aku selalu ketakutan ketika memikirkan itu, berharap tak ada yang bisa mengurangi intensitasku untuk dunia elf ini..

dan lihatlah, waktu menunjukkan itu, aku dan kalian juga mungkin...telah berrotasi pada sang maya, menjalankan kewajiban non kontemporer ini sekarang, meniti lagi yang mana dan seperti apa itu rasanya menjejak tanah, membiarkan lagi pori-pori telapak kaki menyapa lembutnya kulit halus cacing yang tengah meringkuk damai diatas dedaunan kering,

tak ada yang mau mengakui ini, tak ada yang ingin terhempas turun kembali belajar berjalan dan berhenti melangkahkan kaki menginjak awan...seperti juga aku yang sesekali menolak untuk menarik diri dalam kefanaan
aku selamanya ingin terjebak dalam dunia ini, berbagi kehangatan dengan kalian elf, berteriak gila untuk kelima belas lelaki disana, tak pernah juga berhenti mencoba mengulurkan tangan demi sentuhan-sentuhan singkat yang terasa lebih berharga dari satu pelukan yang berkepanjangan...bersama mengepakkan sayap-sayap dengan kekuatan penuh kita untuk menghapus satu saja air mata yang mengalir di pipi halus mereka, dan ah...otakku terus saja memproduksi ribuan harapan-harapan kecil yang tersembunyi dari punggung sang takdir,


dan super junior...apa kabarnya kalian lima tahun, sepuluh tahun yang akan datang?


satu jawaban lain seperti menampakkan batang hidungnya kini, satu penjelasan tentang apa yang kurasa menghilang dalam pernafasanku...oksigen itu, masih memiliki partikel yang tetap dan sama sebagai pembentuknya, hanya saja sepertinya udara luar yang terlalu berhembus kuat mengalihkan sedikit demi sedikit
konsentrasi pada penghayatan pernafasan didalamku, Super junior tetap seperti itu, tawa itu, senyum itu, tingkah konyol itu...selalu istimewa dan hanya mereka.

mereka tetaplah mereka, si pemegang medali akan ribuan hati penghuni- yang telah terangkum rapi disebuah kotak besar berharga bernama fandom...

waktu dan ribuan aku menuntun mereka pada satu titik gemilang dimana tak ada sebuah grouppun yang akan menggoyahkan keberadaan mereka, mereka mencapai titik sinar yang paling terang kini...setidaknya dimata ribuan elf merekalah yang paling terang, jangan menunjukkan padaku tentang adanya matahari...karena aku cukup berpuas hanya bersua dengan bintang ini, sekalipun titiknya kecil, tapi dia bersinar disaat semesta ini tengah menghitam dalam pekat, dan itu mereka..dan itu kita.

Inikah waktunya? saat dimana sebuah takut harus menjalar menyebar memercikkan pendar-pendar harapan yang ku tau itu kekal, 
inikah waktunya untukku kembali berpikir kenapa aku meluangkan begitu banyak waktu untuk mengagumi mereka?inikah saatnya aku membungkam mulut-mulut pongah yang mensejajarkan keberadaan jiwa elfku dengan fans-fans lain?inikah?

tak ada satupun kesiapan mental untuk merunut balik dan menarik sendiri simpul bermakna dari tahun-tahun terakhir yang telah terlewat bersama mereka,

awalnya aku berpikir memiliki jawaban yang teramat panjang untuk satu pertanyaan dibaris awal ketikan ini, pertanyaan menuntut yang memaksaku terus menyusuri memori-memori usang selama menjadi elf,

dan sedikit mencengangkan karena ternyata jawaban itu hanya berbaris dalam satu kalimat singkat,

untuk apa aku meluangkan banyak waktu untuk hal indah tak tersentuh itu? kenapa harus super junior?

karena itu mereka sayang, karena itu super junior.

Dunia yang sedari awal menodong jawaban super lengkap yang mungkin bisa dengan mudah dicerna otak mereka 
pasti akan meringis kecewa mengetahui lagi-lagi aku melempar jawaban retoris itu, 

tidakkah mereka mengerti ini, memahami sedikit saja hubungan yang terjalin antara elf dan super junior tanpa harus mempertanyakan hal-hal tak masuk akal lain?

karena itu mereka, karena itu super junior, karena itu kami- elf dan super junior...

perjuangan yang merambat pasti dalam ketidak mulusan itu milik kami, elf dan super junior.karena kami berjalan beriring bersama, dan menua bersama, satu saja air mata mereka bukan lagi milik sengguk tangis kesedihannya, jaringan membelit ini menyalurkan mata dari ribuan makhluk lain agar bisa saling merasakan...

Satu saja kesalahan yang memcuat di wajah salah satu dari kami itu berarti ribuan maaf yang terucap dari ribuan yang lain,

dan ketika aku mengatakan mereka adalah bagian dari keluarga, maka memang seperti itulah mereka, tidak ada yang aku lebih-lebihkan disini,


"Dear super junior, akhirnya aku menjawab sendiri pertanyaanku berikutnya untukmu, dimanakah kalian meletakkanku ketika aku tak ada lagi waktu untuk menggilaimu?

aku memiliki jawaban itu, jawaban itu ada padaku bukan dari mulutmu, tapi tepat mematung pada satu saja pilihan yang ku sebut nanti ketika bayangmu sedikit meremang."

telah ku buka sebuah sejarah bahkan sebelum waktu yang ditentukan oleh Tuhan seharusnya ada, telah ku mulai sebuah kisah dimana aku bukan lagi hanya sekedar pengagum keindahan mereka, bukan lagi hanya sekedar pendukung perjuangan mereka, karena perjuangan itu terlalui bersama, dalam jarak, tangan-tangan kecil ini bergandengan membentuk sebuah kekuatan yang tak pernah terbayangkan pernah ada dan hadir dalam dunia maya ini, bahkan Tuhan pun tersenyum bangga akan aku - kamu - dan mereka, yang berhasil menyatukan ribuan doa dalam perbedaan, yang berhasil menyatukan umur tanpa melihat dimana letak 
kita tengah berpijak, satu pencapaian yang sulit dilakukan oleh fans lain,ah...sedikit riskan menyebut kata fans disini, kita telah berdiri sejauh ini dan memang tak seharusnya kata fans tetap berdiri kokoh memahkotai penglihatan kita, karena kita telah beranjak satu tingkat lebih memukau dari yang lain, aku-kamu-dan super junior telah memiliki sendiri ajang penghargaan paling berharga dimana medali dan trofi tak lagi punyai arti apapun...adakah sesuatu yang lebih mahal dibandingkan sebuah kata bernama cinta? dan pada kenyataannya kita satu keluarga.



"Dear super junior, mungkin ini adalah satu hal yang wajib kalian ketahui atau mungkin juga satu alasan pasti untuk membungkam mulut-mulut nurani yang terus mempertanyakan akan eksistensi sang kekekalan,

dear super junior, dengarkan ini...cukup sekali aku mengucap ini karena aku tidak yakin akan memiliki kemurnian yang sama indahnya jika harus mengulang dilain waktu,
 kalian berharga, aku harap kilat kilau emas yang tergenggam ditangan kalian tidak membutakan jalan dari mata hati kalian untuk mengartikan kata "berharga"ku ini,

perjuangan kalian menginspirasi, senyum kalian memotivasi, keberadaan kalian melatar belakangi jalinan persaudaraan antara aku dan elf-elf lain, peluh kalian adalah pecut tersendiri untuk semakin mengajarkan jiwa matiku ini kata menghargai, dan tangis kalian- adalah jalan pintas menuju sebuah keajaiban yang tak terperi..

kalian berharga, karena terus membuatku bodoh dengan merelakan mataku buta demi memandang kalian, membutakan juga retina-retina beningku untuk segala hantaman rumor yang dialamatkan untuk kalian, karena aku percaya- aku tau Tuhan hanya membiarkanku memandang yang mana si baik, meski terkadang harus diakui kalian membuat satu tindakan yang mengesalkan.

Kalian berharga hanya karena kalian rela berbagi rasa lelah kalian denganku dan ribuan lain
disaat idola lain justru terus memperlihatkan kesempurnaan dimata penggemarnya,

kalian juga berharga karena telah memandangku dan ribuan lainnya sebagai keluarga, bukan lagi hanya sekedar tulang peneriak yel-yel disaat kalian membutuhkan semangat,

kalian berharga untuk satu saja hal yang tak akan diketahui kalian itu seperti apa, aku sendiri selalu kelimpungan ketika harus dipaksa mendetailkan seperti apa bentuk berharga yang satu itu, dia tak tersentuh- dia sangat kecil bahkan mungkin tak berbentuk, dia halus dengan permukaan yang berlubang dititik lain, dia hanya terlihat oleh ketulusan...dan dia adalah perasaanku, dia adalah hatiku, satu hal yang terjabarkan lebih indah dari satu kalimat singkat bernama kegilaan,

dear super junior, waktuku mungkin tak sepenuhnya lagi milik kalian, tapi aku yakin kebutaan ini tak akan tersembuhkan hanya karena kita berjauhan bukan?
waktuku mungkin tak lagi mutlak untuk menggilai kalian seperti awal itu...

kalian sekarang, adalah sebuah bintang besar yang tak pernah mengedipkan sinarnya meski dalam satu detik kejapan mata yang terlewatkan, dunia telah membuka mata untuk kalian meski dunia belum sepenuhnya menerima kenyataan bahwa sebenarnya ada aku dan ribuan elf lain sebagai bagian tak terpisahnya kalian...

tunjukkan padaku belahan bumi mana yang tak terinjak oleh indahnya lenguhan-lenguhan karya kalian, tunjukkan juga dimana ada tempat yang belum bisa menerima kalian seperti halnya 10tahun lalu mungkin ketika pertama kali kalian menunjukkan gigi. 

kesuksesan kalian ditangan, riuh rendah teriakan elf semakin menekankan betapa sekarang jumlah anggota keluarga kalian telah bertambah...

dan aku, aku harus berdiri dimana sekarang?

aku dan kalian menua bersama, meski umur hanyalah sebaris angka, tapi hidup bukanlah bagian dari sinema
yang akan memiliki episode lain ketika satu episode pertama tamat...

dear super junior, waktuku mungkin tak lagi sepenuhnya milik kalian, tapi perasaan ini telah mengkristal sayang,airmataku dan kalian yang membuat rasa cinta ini bersemayam tenang dengan kilau yang tak terelakkan, rasa ini telah mengkristal dimana kata berpisah dan berakhir tak lagi punyai daya untuk kembali mengeluarkan nafasnya,

perasaan ini telah mengkristal indah meski tangan kita tetap tak bisa bersentuhan sampai kapanpun...tidak mudah untuk mengatakan ini, tidak ada bahasa yang pas untuk menggambarkan betapa kekomplekan ini telah mencapai pada satu titik klimaks yang abadi,

waktuku tak lagi terpatenkan milik kalian, meski semangat yang sama- dukungan ini juga sebisa mungkin menerobos ketidakmungkinan, hingga bumi tak lagi menginginkan kita untuk menjadi penghuninya...

berhenti meminta aku dan ribuan elf lain untuk tetap mendukung kalian,
 apa kalian terlalu bodoh untuk melihat betapa wajahku dan ribuan elf lainnya telah terpancar dengan pasti kegilaan yang tak terputus? tanpa kalian meminta, aku memang ditakdirkan untuk berada disini, mendukung dan menjadi bagian dari kalian..."

dear elf...inilah sepenggal kisahku, inilah hatiku yang kembali memuntahkan bara untuk kesekian kalinya, satu tema berbeda dari sedikitnya tema yang mengisi buku hidupku...super junior.

terkadang, ada satu hal didunia ini yang tak lagi membutuhkan alasan apapun untuk tetap kita mempertahankannya agar tetap ada, salah satunya adalah mereka, salah satunya adalah kalian...aku tak punyai alasan kenapa tetap berdiri sebagai elf disaat yang lain berpaling pada group - group yang "lebih"dari super junior, aku tak memiliki alasan lain kenapa tetap menjadi bagian dari kalian meski kesibukan perlahan mematikan asaku pada kegilaan..

karena itu kalian..karena itu super junior...karena kita satu..



-FIN-


Proud being an E.L.F....
Proud being Super Junior family...
i love you all...

Sabtu, 12 Januari 2013

1234567890

Waktu membuka kisah, sebentuk cerita tanpa monolog yang tak memiliki kata akhir.
dan aku membenci ketika kata 'selamanya' harus terucap diantara waktu berharga yang pernah tertuang indah dalam kanvas hitam bergaris pinggir putih semu memburam.
menulis ini, seperti sebuah kata perpisahan yang terjabarkan panjang. Mengartikan ketakutan ini dalam sebuah paragraf seperti menuangkan setetes tinta hitam dipucuk rumah penuh damai sang embun yang bergelantung menyebar indah ditiap ujung ufuk pagi. Sedikit memberikan efek gelap dan seperti enggan untuk menyadari bahwa ini hitam didalam hijau, atau setidaknya ini benar meski dalam persembunyian.

Dan ini seperti sebuah penantian akan apa yang selama ini tak pernah mau ku katakan ketika mulai membuka sedikit pintu sebuah dunia kita.
Inspirasi ini...tersalur lurus ketika sebuah malam datang dan menyadarkan bahwa aku tengah kelaparan. Aku tidak tengah bercanda.
Aku tidak tengah bercanda karena sepertinya aku tengah dalam keadaan mematikan sisi humorku. Aku tidak memiliki selera tertawa yang baik. dan terkadang, aku hanya melakukannya karena agar mereka melihat bahwa aku mengerti apa yang mereka katakan itu lucu. agar sepenuhnya aku tidak terlihat aku berbeda meski pada kenyataannya aku tidak benar-benar tau seperti apa jalan tujuan pembicaraan mereka.

Apa fandommu? siapa biasmu?
Selamanya aku ingin berkata aku adalah seseorang yang menjadi bagian dari sebuah fandom. dan bukan malah berkata 'pernah menjadi bagian dari sebuah fandom'
Selamanya aku ingin bisa mengagumi dan terus tergila-gila pada sosok bernama bias. Selamanya aku ingin bisa mengeluarkan sisi gilaku tentang Korea.
Tapi nyatanya, waktu adalah seperti anak nakal yang tak mau berhenti sedetik saja agar tak terus menyeretku pada titik sang kebosanan.
waktu seperti udara pagi yang dengan sangat menyebalkannya
memaksaku membuka dan membiarkan iris kecilku kembali melihat betapa dinding-dinding berselongsong dingin itu terlalu banyak dihinggapi rumah sang laba sekarang.
Dan waktu juga...seperti kutipan note tak terpakai dalam selembar skema kerja sang Maestro hidup. Itu mungkin terlihat seperti note tak berguna. tapi kenapa jemari sempurna sang Maestro tetap saja menciptakannya dan membiarkannya bertengger diam disela banyaknya irama?
karena sang Maestro itu tau, kita tidak sepenuhnya akan memahami apa yang tak terlihat tanpa siapapun memberikan sedikit saja intro-intro senyap diujung pembukaan sebuah konser ciamik.

Karena waktu adalah sebuah penciptaan berharga yang tersempil dalam sebuah warna..dalam banyak warna, dan mungkin juga dalam sebuah bingkai yang tercecap hampa.

Tolong berhenti mendengar suara-suara meragukan dan penuh ketika membaca ini. sisakan sedikit saja waktu basi yang biasa kalian geletakkan dalam sudut tak ber-peri di ujung dan kolong nafas tersengal.
Kalian selalunya tau, aku tidak pernah bisa menciptakan paragraf tanpa membuat kalian berpikir terlebih dahulu untuk akhirnya memahami seperti apa jalan yang tengah aku coba jelaskan ini.

dan kisah ini, dimulai seperti sebuah buku usang yang tergenggam dalam himpitan sang koridor perasaan.

Aku dan kamu, pernah membuka ini bersama dalam judul yang berbeda dan ditiap baris yang tak terduga.
Aku dan kamu. dalam sebuah pemandangan waktu yang akhirnya terselamatkan dalam pinggiran-pinggiran kerak penghangusan.
dan akhirnya Aku dan hanya aku yang berdiri dalam tahap penyelamatan untuk sebuah penghimpunan instan si pemeluk setan.
dan akhirnya hanyalah kamu yang merobek sendiri jaring lembut tak bersayap sebuah
rumah peri bertelanjangkan asap hitam.

Aku dan kamu, dan sebuah penciptaan garis yang tak dikukuhkan pencipta ada namun kita memaksanya ini terasa.
Aku dan kamu, dan tanpa mereka yang justru tengah dalam jalan menuju perdebatan akbar secuil kebosanan.

Dan ketika kisah demi kisah kita terus terukir laju meski tanpa dalam ukiran bertahtakan keindahan. dan ketika sebuah cerita terbentuk rapi namun tak juga punyai daftar petunjuk untuk membiarkan makhluk-makhluk bodoh lain mengerti isi buku ini. dan ketika semuanya terpahami bahwa kita meluangkan banyak waktu tanpa bisa menghentikan untuk tidak mencapai kata berakhir dan berimbas sempurna pada penutupan kembali sang cerita , membiarkannya kembali termakan pada sebuah kenangan.
Dan ketika semua ini terpahami bahwa tetap ada bunyi lapar dari sebentuk perut tak bertuan.


:=:=:=:=:=:=:=:=:


Annyeonghaseyooo untuk kalian yang berharga..
sebuah kebosanan tersendiri mungkin ketika harus kembali dan kembali menemukan catatan-catatan panjangku yang seperti tak berujung dan selalunya membingungkan ini rite?
maka aku sekarang ingin dengan keegoisanku memaksa kalian menelan ini kembali. telan dan terus masukkan ini dalam kerongkongan disela sibuknya pendar-pendar urat pembawa cairan merah yang perlahan menghitam.
Terlalu lama aku membiarkan banyak spasi kosong menjadi penyela sebuah buku berjudulkan 'KITA'.
terlalu lama aku membiarkan keheningan menunjuk pasrah pada jarum jam yang terus berdetak ketika sang penyambung daya telah terjatuh beberapa menit lalu karena sebuah gebrakan alam.

apa kabarnya dengan kalian? hehee
terasa janggal ketika aku bertanya pertanyaan se klasik itu menurutku.
karena memang selama ini aku tak pernah ingin tau dimana letak dan ruang keadaan kalian.
selama ini, yang terus ku perhatikan hanyalah bagaimana agar aturan nafasku terasa menyenangkan dan mempunyai titik warna yang bersumber.
Aku menyapa kalian ketika aku tengah dalam masa kehabisan apa yang ingin kukatakan.
Aku menyapa kalian ketika sebuah embrio bacaan kurasa hampir memenuhi target sebuah peminimalan untuk diedarkan.
dan aku tetap menyapa kalian sebelum ini dan sebelum apapun yang melandasi ini mungkin telah merundingkan diri pada kata sang akhir.

kapan aku mengenal kalian? yang aku tau, aku tetap berdiri dan mencoba untuk tegap disini agar tak ada lagi tiang-tiang tua yang terjatuh karena penyanggaan yang harus dibawanya.
tolong jangan ludahi skrip tema tak beralur ini, tolong jangan robek bundaran hitam pencetak kebebasan tak ber-zombie ini.
meski aku tak lagi ingat seperti apa tujuan kali pertama ketika membuka kisah ini.
meski aku tak lagi ingat untuk apa aku tetap harus mempertahankan ikatan persaudaraan ini
Meski aku juga tak tau akan sampai kapan berdiri disini sebagai bagian sebuah fandom...satu-satunya alasan kenapa aku dan kalian sekarang saling mengenal.
Bahkan meski demam korea telah kembali dingin dan menciptakan kebekuan semata. Kita tetaplah kita yang tak seharusnya berakhir begitu saja..
Mereka yang ku kagumi mungkin hanyalah sebatas dan tetap berada dibalik kaca sang maya. tapi kalian hidup...dan kalian nyata..sebagai bagian tak terpatenkan bermarga dan kita keluarga.

Jika awalnya aku harus takut ketika masa jabatku sebagai bagian dari lautan fandom berharga itu berakhir, jika mereka yang selama ini ku jadikan tonggak penghilang kesenyapan harus mati ditelan sang waktu,
akankah hidupku juga berakhir? akankah semua cerita aku tutup sampai disini?
tidak, tidak karena aku mempunyai kalian..
tidak karena kalian juga merupakan bagian dari puzzle sebuah tema di salah satu paragraf panjangku.

Aku salah satu dari pengurus disebuah akun twitter tentang dunia fangirl. FanGirlThingIna jika kalian ingin menemuiku disana. (promosi :D )
dan disetiap apa yang aku suntikkan untuk para followerku adalah bahwa berintikan, Korea memang berharga- tapi teman ketika mengenal Korea lah yang membuat semuanya semakin berharga. karena mereka nyata..mereka ada ketika Dunia diujung sana tak juga tersentuh. Pernyataan naif kah..?


Satu yang tak bisa aku untuk berhenti mengaguminya adalah karena pada akhirnya aku dan kamu PERNAH menciptakan satu dunia, aku dan kamu PERNAH menciptakan satu warna, aku dan kamu juga PERNAH menciptakan sebuah tema dalam monolog panjang tanpa judul..

Aku sekarang seperti tengah ber-flashback dengan apa yang ku sebut itu penerbangan margin berkuadrat rasa.
Hanya sekedar untuk mengingatkan bahwa tak ada alasan untuk bisa membiarkan SELAMANYA untuk terus berkacak pinggang diatas kaca beralaskan sepatu usang.
Semua apa yang aku khawatirkan ketika pertama menyapa kalian hingga semua hampir mencapai pada titik akhir
Semua apa yang aku khawatirkan ketika aku tak lagi memiliki rasa pada sebentuk grup disana dan ternyata semua berjalan dengan sangat cepat.
Semua berjalan beriring dengan saling berhenti menyapa diantara kita, semua berhenti tanpa bisa ku prediksikan ini akan benar-benar berhenti,
Tanganku tak menggenggam apapun, sebuah kuas telah habis ku torehkan begitu saja tintanya ketika kita tengah dalam perjalanan menuju detik ini, tanganku tak menggandeng apapun yang sekiranya bisa ku selipkan disela jemari kalian sebagai tanda bahwa kita pernah bersama menjadi poros dalam sebentuk pelangi tak berwarna.
Dan pembiasan itu pun terjadi.

Eonni..Eonni..Eonni...ini bukanlah untuk terakhirku menyapa dan menyebut nama kalian, tapi udara pagi seperti menyekap alur nafasku untuk menghirup sang partikel hidup.
ini bukanlah saat ketika aku akan berkata aku berhenti mengenal mereka yang membuat kita saling mengenal,
ini bukanlah sebuah note diambang batas penghancuran sebuah kertas, dan yang aku takutkan hanyalah ini ketika kalian tak ada lagi waktu untuk meresapi bagaimana waktu benar-benar berjalan, yang aku takutkan ini adalah saat terakhir bagi kalian untuk mempunyai asa dan rasa untuk bisa merasakan sentuhanku.

Kenyataan bahwa dunia kita nanti berbeda dan sekarang tengah dalam jalan menuju kesana, dua tahun- tiga tahun- empat tahun terakhir mengenal kalian adalah sebentuk flashdisk indah yang menggantung berat dileherku.
Aku tidak mau kita berhenti mengenal meski Korea tak lagi punyai daya untuk menggelapkan mata kita.
Aku tak mau sebentuk flashdisk kita terisi penuh dengan cepatnya hingga tak lagi layak untuk tetap dipegang dan harus ada sebentuk yang lain,
semua ketakutanku..semua yang berhasil masuk dalam daftar tak diinginkanku..akankah terdengar seperti kekonyolan?
ini kekonyolan ditengah kesadaran saraf-saraf yang kembali berhembus normal bahwa sekarang kita tak lagi sejalan, bahwa hanya ada sedikit waktu yang terkucilkan untuk bisa saling tertawa.
Dan ketika semua ini terjadi, satu yang ku sesalkan..aku tak bisa memberimu sebentuk senyum seperti apa yang teman dalam dunia mayamu lakukan.
aku diam, aku muncul dalam sebuah gebrakan, terkadang manis, terkadang minta ditendang, semua itu..aku tau aku buruk..tapi aku tetap tak bisa membuat semuanya lebih berwarna, aku tak lagi bisa mengikuti jalan kalian, aku tak bisa lagi memberi kertas kosong lain untuk kusodorkan pada kalian agar bersama kita bisa mengisinya dengan note-note lain.
yang bisa ku lakukan hanyalah mematung..memandang kalian tertawa dengan yang lain, yang bisa kulakukan adalah mematung melihat betapa kalian telah berhasil, mematung dan menyaksikan betapa kita benar-benar tak lagi dalam jalan yang searah.

yang bisa ku lakukan hanyalah membuka waktu dan menyisipkan note-note berisikan bagaimana jalan kebersamaan kita dan menatanya rapi dalam paragraf..
sebuah penggandaan paragraf yang kutau hanya sisi dan otakku memahami seperti apa inti dari semua ini.

Kalian tengah merasakan apa? aku hanya tengah sibuk memuntahkan cairan-cairan kosong yang tak bisa berbaur lagi dengan asam lambungku.
Aku hanya tengah menuangkan segala penat yang selama ini tak juga bisa kuteriakkan mengingat aku masih ingin disebut waras.

Aku terlalu jatuh ketika memasuki dunia ini...kalian juga kurasa, mengingat betapa gilanya ketika awal kita saling menyapa..
dan kamu..dan kamu..dan kamu sekarang berjalan sedang aku masih saja terseok untuk bangun dari tempat dimana kita bersama roboh dulu.

dan pada akhirnya, musik tetaplah sealiran nada-nada sumbang yang disempili kata-kata penuh makna dan berbunyi indah,
musik tetaplah udara penuh rasa yang terus-terusan menonjok tiap ujung lidah penikmat khayalan,
musik tetaplah musik yang bergenggam erat menyatu masuk dalam sebuah lengkingan-lengkingan keras yang terkadang dengan paksa harus merusak sendiri jalur dinding pita suara yang dilaluinya.
dan aku justru meminta musik adalah sebentuk udara yang berjalan pelan menyerobot masuk dalam hidung menuju paru kalian terus- dan terus hingga tanpa sadar kita telah memiliki nafas yang sama.
Musik tetaplah yang seperti itu, idola tetaplah yang seperti itu dan jangan menyebut ini sebagai satu kesalahan ketika aku berkata aku terlalu merindukan kalian.
Kalian sibuk, aku mencoba untuk sibuk.
kalian mempunyai sedikit waktu, dan aku mencoba untuk terus menghapus sang waktu..
tidak ada arti apa-apa hanya ingin kita tetap sejalan, hanya ingin kita tetap bergandengan..
meskipun selalu ada hari kita tak pernah menyapa, meskipun akan terlewati hari dimana aku akan dikemas dalam museum usang,
meskipun akan datang waktu satu diantara aku dan kamu akan hanya menyodorkan seperempat inchi saja dari ujung mata untuk melihat ini.
harapan tetaplah sebuah harapan,
jika yang lain berharap dengan sangat keras untuk tetap menjadi bagian dari sebuah fandom..bisakah aku tidak menjadi seperti yang lain? bisakah aku berharap untuk bertahan dengan kalian saja? bertahan dengan ikatan tak terlihat kita?
bertahan dengan kekeluargaan yang perlahan terasa makin memudar ini?

Ini terasa klise memang, ini terasa seperti kalian tengah mendengarkan sebuah dongeng dalam pengantar tidur siang,
dan kenyataanya aku tetaplah merasa kehilangan untuk beberapa waktu terakhir ini.
Aku merasa sedikit kesesakkan untuk tetap menganggap kalian ada karena memang diujung jalan sana, tak lagi ada kursi-kursi kosong untuk kita duduki berdua demi hanya sekedar melepas penat.

Bertemu kalian bukanlah suatu kebanggaan, tapi mengenal kalian telah ku patenkan menjadi salah satu judul dari sedikitnya judul akan sebuah cerita-cerita panjang jika saja hidupku adalah sebuah buku..
mengenal kalian mengertikan aku bahwa selalu ada kisah dalam sebentuk lagu, selalu ada nada-nada tak terjamah dari seikat not-not baku.

i love you eonni...kenapa kita tidak lagi saling menyapa sekarang?
kenapa harus membiarkan banyak spasi panjang untuk paragrafku?

Aku seperti telah gagal mempertahankan ini,
aku seperti tengah mengais sendiri bekas tapak jalan dalam sebuah lorong masa tak berpintu..dan aku berharap masih tetap bisa mengetuk ingatan yang kalian punyai beberapa tahun lalu dengan rasa yang sama-meski dalam porsi yang tak lagi seimbang,
aku berharap masih bisa mengingatkan kalian satu per satu, huruf demi huruf, inchi demi inchi sebuah semangat yang tercipta di hari sebelum datang embun pagi..

Dan semua harapanku tetaplah berbentuk harapan jika memang semua ini memang harus terhenti karena kotak substansial yang menerjang masuk disela kedamaian kita.


FIN


Waktu membuka kisah, sebentuk cerita tanpa monolog yang tetap mempunyai kata akhir,
dan aku membenci ketika kata 'selamanya' harus terucap diantara waktu berharga yang pernah tertuang indah dalam kanvas hitam bergaris pinggir putih semu memburam.