Jumat, 09 Maret 2012

The half of my future part.2

Teman bukan hanya untuk dia yang berjalan, bernafas dan terlihat,


Title : The half of my future part.2
Cast : Kim Yesung, Kim Ryeowook, Choi Siwon, Kangin, Leeteuk, Lee Sungmin, Kim Kibum, Kim Kyuhyun, Zhoumy, Lee hyukjae, Donghae, Henry
Genre : Romance, Mistery, Horror [?]
Warning : YAOI

Semilir segar angin pantai, dengan hamparan langit biru menaunginya, ditambah beberapa onggok karang besar disetiap sudut ruang ciptaan Tuhan yang Maha Sempurna,
semua keindahan itu semakin membuat seorang namja dengan jacket belel dan sepatu boot hitam besar benar-benar bisa dengan puas menghirup seakan ingin menghabiskan stok udara yang ada,
matanya terpejam, tangannya terentang, membelakangi sebuah bangunan bercat putih yang berdiri dengan megahnya sendirian dikepung pepohonan dan air laut,

'drrtt..drttt'

sebuah panggilan menggetarkan handphone yang tengah tersimpan manis disaku kiri celana jeansnya,
seraut wajah kesal karena merasa benda kecil itu mengganggu waktunya mendadak hilang,
ketika membaca sebuah nama yang tertera dilayar benda kecil itu,
"Siwon-ah," sapanya ringan sambil menempelkan handphonenya erat ditelinganya,
"ne Ryeowook, bagaimana, kau sudah melihat rumah yang ku sarankan itu.?" tanya Siwon diseberang sana,
seulas senyum langsung terpasang manis diwajah Ryeowook,
"ne, ini adalah tempat yang kucari, gomawo ne,"
"ne, syukurlah kau menyukainya..tapi hey.! apa kau sedang dipantai sekarang.?"
Ryeowook sedikit menjauhkan handphonenya ketika sahabatnya diseberang sana tiba-tiba mengeraskan suaranya,
"ne, kau bisa mendengar itu.? kau harusnya lihat betapa indah mercusuar merah diujung sana Siwon,"
"lain kali aku akan mengunjungimu ne, bagaimana dengan Kibum.? dia tau kau disana.?"
serentetan pertanyaan terakhir Siwon membuat sedikit raut cerah diwajah Ryeowook kembali meredup, kakinya menendang-nendang kecil kerikil yang tengah dilaluinya,
"dia tidak tahu, dan kumohon kau jangan memberitahunya ne," pintanya

‎"kalian baik-baik saja.?" tanya Siwon penuh selidik,
"ne, aku hanya memerlukan waktu dan tempat tanpa siapapun dan apapun sekarang, aku ingin menyelesaikan novelku kau tau itu kan.?"
sebuah gumaman ringan terdengar sedikit samar sebelum Ryeowook memutuskan hubungan teleponnya,

di seberang sana, tanpa Ryeowook ketahui dibalik tumpukkan kertas-kerta warna-warni sebuah senyum licik tengah terpasang manis diwajah namja tampan berrambut gelap sedikit panjang,
"misi dimulai Kim Kibum" ketiknya cepat dilayar pesannya,



o=o



"annyeong, apa benar ini jalan menuju kota.?" tanya Ryeowook ketika melewati dua orang namja yang tengah membereskan taman disamping rumahnya,
"ne, benar...ah, kau siapa? aku baru pernah melihatmu" tanya salah satu namja yang tengah berkebun tadi menyodorkan tangannya sopan,
"Kim Ryeowook imnida" ucap Ryeowook singkat membalas jabatan tangan namja kekar tadi,
"Kangin imnida dan ini Leeteuk, istriku.." balas Kangin
namja disamping kangin tersenyum dan membungkukkan badannya singkat,
wajahnya cantik, kira-kira itulah yang tengah terlintas dipikiran ryeowook ketika melihat leeteuk,
"jadi kau mau kekota Ryeowook.?"
"ne, dan aku tinggal dipondok seberang sana" sahut Ryeowook tangannya menunjuk bangunan putih yang baru saja ditempatinya tiga hari lalu itu,
"kau tinggal disana.?" tanya leeteuk ikut ambil suara ketika dari tadi hanya mengekor senyum dibelakang kangin,
"eung, waeyo.?" tanyanya ketika merasa ada sesuatu tersembunyi dibalik nada jawaban leeteuk tadi,
"aniyo, tidak ada apa-apa. oh ya, kau hanya perlu berjalan lurus melewati bukit kecil itu, apa perlu aku temani?" tawar kangin,
Ryeowook menggeleng singkat,

"tetangga baru yang ramah" gumam Ryeowook lirih, kakinya kembali melangkah melanjutkan perjalanan, dia merasa membutuhkan beberapa botol bir untuk menemaninya sendirian menikmati waktu,
perjalanan menuju kota ternyata tidak terlalu jauh
baru saja kakinya hendak memasuki sebuah pertokoan yang sedikit sepi,
tiba-tiba sebuah suara dari mulut namja yang tengah terduduk diemper toko mengagetkan Ryeowook,
"dia menunggumu lama disini," ucap namja berambut sedikit pirang dan tinggi itu,
merasa tak ada siapapun disampingnya Ryeowook pun langsung memandang sekeliling, namun tak ada siapapun selain dia dan namja pirang itu, dan juga suara bising dari dalam toko berbaur suara debur ombak dipantai,
"dia mengikutimu terus, dia mengkhawatirkanmu" ucapnya lagi, tatapan matanya terarah ke sebuah ayunan tak jauh dari tempatnya terduduk yang terus bergerak sedangkan satunya lagi tetap terdiam,
"apa maksudmu, siapa yang kau maksud.?" tanya Ryeowook, tersirat sedikit nada takut didalamnya,
si namja pirang tadi hanya menunjuk ke arah ayunan yang masih terus bergerak itu,
"dia dongsaengmu.."

wajah Ryeowook seketika membias mendengar perkataan namja berdandanan aneh tadi,
"apa maksudmu.?" ulang Ryeowook, matanya ikut tertuju ke arah ayunan tadi, terus memandang kesana, dia benar-benar merasa ada yang aneh dengan ayunan satu itu, hingga tanpa disadarinya namja pirang tadi menyelinap pergi,



o=o



berjam-jam menghadapi layar komputer benar-benar menguras tenaga otaknya,
sebuah senyum terulas dibibir kecil Ryeowook, matanya terus menyapu layar komputer yang tak berhenti bergeser naik,

"hampir selesai.." batinnya lirih, ketikan ke empat untuk calon novelnya yang hampir selesai, harusnya selesai beberapa hari lalu kalau saja otaknya tidak dipenuhi pikiran tentang perkataan namja pirang beberapa minggu lalu,

kepenatan membuat kaki-kaki Ryeowook seakan tertarik untuk menginjak halusnya pasir dan melewati sapaan ribuan ilalang yang menyentuh bersalaman dengan kulitnya,
lagi-lagi matanya tertutup menikmati udara segar pantai,

waktu yang berjalan menghilangkan menghadirkan semua
tanpa bisa jemari-jemari lentiknya menghentikan, men-pause atau merubah alurnya, karena sekarang dia menyadari siapa yang tengah menjalankan script sesungguhnya.

"hei, apa udara disini benar-benar senikmat itu.?"
mata Ryeowook perlahan terbuka dan mendapati sesosok namja manis dan beberapa senti diatasnya itu tengah memasang senyum manis dan tatapan bertanya kearahnya,
"ne, benar-benar nikmat," sahut Ryeowook singkat,
keduanya kembali terdiam menyelami masing-masing perkenalan yang mungkin terasa sedikit canggung untuk Ryeowook - entah kenapa,
"aku Kim Yesung, dan kau.?"
Ryeowook terdiam sebentar, masih berkutat dengan pikirannya,
"kim Ryeowook imnida Yesung-ssi," jawab Ryeowook pelan,
"apa kau baru selesai memancing yesung-ssi.?" lanjut Ryeowook ketika menyadari apa yang tengah ada digenggaman tangan namja didepannya,
Yesung mengangkat sedikit pancing dan bberapa ekor ditangannya,
"seperti yang kau lihat, dan lagi panggil aku hyung ne"
"eh?"
"kita mungkin seumuran ato aku cuma beberapa tahun diatasmu jadi panggil aku hyung" jelas yesung sedikit memerintah,
Ryeowook hanya mengangguk pelan dan berencana menyudahi perkenalan itu,
namun baru saja dia melangkah beberapa langkah tangannya dicegat oleh yesung,
"jadi kita bisa berteman?" ucapnya penuh harap,
Ryeowook hanya mengangguk pelan,
"kalau kau membutuhkan bantuan kau bisa datang ke mercusuar merah itu, aku tinggal disana, bukankah kau tinggal dipondok itu?"
lagi-lagi Ryeowook hanya mengangguk pelan, dan perlahan meninggalkan teman barunya itu dengan beribu pertanyaan menguap,
bagaimana dia bisa tau aku tinggal disana.?



o=o



sore itu Ryeowook kembali berkutat dengan layar komputernya, menulis apa yang terlintas dipikirannya,
sesekali matanya menatap nanar ke arah benda kecil Bernama PSP yang diletakkan manis diatas komputernya,
hanya untuk sekedar mengobati rasa rindunya pada kyuhyun, itu yang dia pikirkan
kakinya melangkah kedapur ketika dirasanya tubuhnya memerlukan cairan sekaligus untuk merelakskan syaraf otaknya,

namun, baru saja dia menaruh kembali botol minuman kedalam kulkas, tiba-tiba matanya menatap ganjil kearah pintu kulkas,
sebuah tulisan terbentuk dari sekumpulan magnet-magnet huruf mainan yang biasa tertempel dikulkas,

"Donghae pernah disini"
Ryeowook kaget, dia yakin tulisan itu tidak ada disana ketika dia membukanya tadi.!
tangannya hampir saja tanpa sadar melepas gelas yang tengah dipegangnya erat,
tubuhnya terhuyung kebelakang, sebuah ketakutan menjalar melewati pori-pori dan membuat sebagian rambut-rambut halus ditangannya berdiri,

kakinya langsung lari menuju suatu tempat,
MERCUSUAR.!
entah kenapa dia merasa namja bernama yesung itu bisa membantunya,

sementara itu, didalam sebuah ruang dalam bangunan ditepi pantai tak jauh dari kota, seorang namja tengah berkutat dg boneka-boneka berbentuk manusia kecil ditangan
namja berambut pirang dengan raut muka aneh, tengah terduduk dibawah temaram kampu, tangannya sibuk memainkan jarum-jarum berekor memasang mata pada beberapa buah manekin yang berserakan hampir di setiap sudut ruangnya,
"aku tidak bisa membantunya, kau tau itu, aku tidak bisa- jangan meminta tolong padaku," ucapnya entah pada siapa, karena memang dia hanya sendirian diruang itu, dia menggumam kan kata-kata yang sama, seolah-olah kursi rotan kosong didepannya memang tengah diduduki seseorang yang bisa diajaknya bicara,

at mercusuar

"itu bukan untuk pertama kalinya hyung, beberapa minggu lalu aku mendapati layar psp menyala dan disana juga terdapat tulisan lain," bantah Ryeowook ketika yesung baru saja meragukan alasan kenapa dia berlari dengan sangat kencangnya dibawah hujan deras malam itu,
mereka berdua tengah menikmati cokelat panas didepan perapian didalam mercusuar merah,
"lalu apa yang kau pikirkan wookie.?" tanyanya lembut
‎"aku hanya merasa kyuhyun tengah mengawasiku hyung, dia ada bersamaku,"
"wookie, kau tau terkadang seseorang yang telah meninggal akan merindukan kita yang masih hidup lebih dari apa yang kita rasakan, kau tau itu.? jadi jangan berpikir apapun.."
ryeowook hanya merenungi kata-kata yesung barusan,
"benarkah?" tanyanya ragu,

malam semakin beranjak menuntun derasnya hujan untuk semakin menikam siapapun untuk semakin terjebak dalam sebuah kedinginan,

"kau pintar melukis hyung?" tanya ryeowook ketika matanya melewati sebuah lukisan mercusuar merah tengah tergantung ditembok jalan tangga,
"itu bukan lukisanku,"
"lalu..?"
 yesung terlihat menghela nafas sebentar, sebelum akhirnya melanjutkan berbicara,
"lee hyukjae yang membuatnya"
"siapa dia.?"
"kekasihku, tapi sekarang dia pergi,"
penjelasan yesung membuat ryeowook tak enak untuk melanjutkan pertanyaan,
"pergi.?" ulang ryeowook
"ya, siapa yang bisa bertahan ditempat ini.." sahutnya singkat
"kesepian bisa membuatmu gila.."




tbc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar