Selasa, 21 Agustus 2012

Prince Kitchen


Author :: -Souflle-
Tittle :: Prince Kitchen
Main Cast :: KyuVic
Genre :: Romance
Warn :: typo , please be anticipate for my 1st straight ff

Summary :: Kalau makan makanan enak, kamu pasti akan bisa tersenyum


Hokkaido, 20 may 1999

Semilir angin sore yang menyerbakkan aroma lavender dari ratusan tangkai yang masih berdiri tegak menghiasi taman semakin menambah suasana tenang, tapi sepertinya hal itu tidak berlaku untuk sesosok gadis kecil yang tengah melamun manis disalah satu kursi taman itu, rambut hitamnya yang terkuncir acak kesamping sesekali melambai tertiup angin, sorot matanya terlihat sedikit kelam terlihat jelas bahwa bocah manis itu tidak sedang dalam keadaan yang baik-baik saja,

"apa yang kau lakukan setiap sore disini.?"
merasa ada suara yang mengajaknya bicara kepala gadis itupun reflek menoleh mencari sumbernya, matanya terhenti ketika menatap bocah laki-laki kecil tengah berdiri dibelakangnya dengan mulut terkena lelehan cairan 
putih, dan juga gelas transparan ditangan kirinya, merasa pertanyaannya barusan tidak mendapat jawaban, bocah laki-laki itupun berinisiatif duduk disamping gadis kecil yang sekarang tengah mem-poutkan bibirnya,
"apa kau sedang sedih.? kau mau ini.?" tanyanya sambil menyodorkan gelas yang ternyata berisi puding putih,lagi-lagi tak ada respon,

"yasudah aku habiskan sendiri saja.." dengan santainya bocah laki-laki dengan rambut sedikit ikal itu melanjutkan melahap puding ditangannya dengan sangat rakus membuat sudut-sudut mulutnya kembali terkena ceceran vla, hal itu membuat gadis yang tengah disampingnya tersenyum kecil,
"ih, jorok.. belepotan seperti anak kecil saja," tangan gadis itu mengusap sudut-sudut bibir bocah yang tengah melahap puding tadi menggunakan punggung-punggung tangan kecilnya,senyum polos tercetak diwajah kedua bocah itu,

"kau mau ini.?" lagi-lagi si bocah laki-laki menyodorkan gelas yang hanya berisi setengah cup, dan ternyata kali ini tawarannya tidak sia-sia, dengan cepat bocah disampingnya menganggukkan kepala,
"ini adalah puding terenak didunia, ibuku yang membuatnya..kalau kau memakan ini kau pasti tidak akan tersenyum lagi.." ucap bocah laki-laki itu seperti bisa membaca kesedihan apa yang tengah dialami teman barunya, tangannya dengan sigap bergantian menyuapkan sendok demi sendok puding ditangannya.


Seoul , 4 agust 2012


dentang jarum jam terdengar semakin sayup mengingat hari sudah tak lagi petang, dan suasana bising kembali mengusik peradaban menyelusup telinga-telinga yang sekian jam lalu dengan damainya terlelap bersamaan dengan terpejamnya kedua mata.
seorang gadis tampak terengah-engah di atas tempat tidurnya dengan sedikit peluh membasahi dahinya,akhir-akhir ini kenangan-kenangan masa lalunya terus menjadi mimpi-mimpi yang tanpa ijin masuk mengusik tidurnya, harum lavender yang menyengat, padang rumput di Hokkaido ... lalu senyum pangeran puding, pangeran kecil yang sudah menolongnya dari kegelapan..rentetan-rentetan masa lalunya satu-persatu kembali hadir melalui mimpinya,

La Vuete CafeSeoul ,

HACCIIIITHH..!!

"kamu kenapa vic.? flu.?" tanya seorang lelaki dari balik meja kasir matanya dengan teliti menilik kolom demi kolom halaman koran yang sejak tadi tengah dibukanya,
"iya, kayaknya aku kurang enak badan.." jawab seorang gadis cantik dengan celemek hijau bermotiv pororo dan rambut panjang terikat dua,keadaan cafe siang itu tengah sedikit sepi, karena memang kebanyakan pelanggan mereka akan datang dijam-jam santai,
"sebaiknya kamu hati-hati, jaga kesehatan.." Baru saja lelaki dengan ikat berbahan kain dikepalanya itu selesai berbicara, sebuah pukulan keras mendarat dengan mulus dikepalanya, membuatnya sedikit meringis menahan sakit,
"kalau kamu memang berpikir seperti itu, paling nggak kamu yangkerja dong, buatkan menu untuk tamu.!" teriak vic atau orang-orang yang tidak terlalu dekat biasa memanggilnya victoria, matanya membulat menahan kesal karena rekan kerjanya itu hanya membolak-balik koran semenjak mereka kembali bekerja setelah jam istirahat siang tadi,
"ya! kau kan ada hyoyeon.! kenapa masih memintaku membantumu.!" balas lelaki itu tidak kalah keras,belum juga umpatan-umpatan balasan keluar dari mulut vic, namun sebuah punggung tangan yang tanpa disadari tengah tertempel didahinya, gadis itu sedikit terkejut ketika dilihatnya hyoyeon tengah berdiri disampingnya dengan tangan kanan tertempel didahi vic sedang tangan kirinya tertempel didahinya sendiri, mungkin tengah 
mengecek keadaan vic mengingat temannya itu tidak juga berhenti bersin,
"hyoyeon.." ucap vic pelan, matanya mendadak sedikit berubah warna,
"benar kamu nggak apa-apa? sepertinya agak demam deh," cerocos hyoyeon tanpa menyadari air muka gadis didepannya terlihat sangat datar,"lho kenapa?" tanya hyoyeon lagi, tangannya sedikit mengguncang-guncang bahu vic,

"ng..nggak, aku lega, karena hyoyeon sudah kembali seperti biasa.. " teriak vic girang, matanya berbinar dan tawanya pecah seketika, benar-benaR keadaan yang kontras dari vic beberapa menit lalu,hyoyeon perlahan ikut tersenyum melihat tingkah temannya itu, dengan keras dicubitnya pipi vic sampai yang empunya terlihat sedikit meronta,
"maaf, waktu itu aku lagi sedikit kesal saja.." kilah hyoyeon sambil memasang puppy eyes andalannya,
"aku benar-benar sudah menganggap vic sebagai temanku lagi kok!" lanjutnya lagi,sontak membuat vic langsung menghambur memeluk gadis manis dengan rambut hitam tergerai itu, dia masih mengingat bagaimana dinginnya hyo beberapa hari lalu, karena sebuah kesalah pahaman, jangankan untuk bercanda, saling menyapa pun tidak..dan hal itu membuat vic benar-benar tersiksa!

"vic, ada telpon dari lavender house.." teriak lelaki dibelakang kasir sembari mengarahkan gagang telpon, kedua gadis itu saling melepas pelukan,

sementara itu ekor mata hyoyeon menangkap sesosok lelaki dengan pakaian setengah resmi baru saja memasuki cafe
"kyuhyun" bisik hyo pelandengan sedikit kikuk hyo mengajak lelaki tinggi itu untuk duduk, suasananya benar-benar terlihat sangat aneh, mengingat kemarin hyo baru saja ditolak kyuhyun, hal itu jugalah yang menjadi pemicu kesalahpahamannya dengan vic terjadi,

"aku..aku mungkin belum bilang, waktu itu..."hyo terdiam, sangat jelas dia tengah menanti penjelasan lelaki didepannya ini..wajahnya terlihat sedikit tegang,
"keberadaanmu bagiku adalah 
sesuatu yang penting, tapi aku sudah menganggapmu sebagai keluarga yang sangat berarti, bahkan melebihi keluarga.." Kyuhyun kembali terdiam, terlihat sedang menata kata-kata,
"jadi.?" lanjut Hyoyeon menunggu lelaki didepannya membuka suara,
"mungkin ini terdengar seenaknya," kata-kata Kyuhyun kembali terputus,"aah aku memang nggak pintar ngomong sih.!" teriak Kyuhyun sambil mengacak-acak rambutnya terlihat frustasi,Hyoyeon yang mengerti arah perkataan Kyuhyun terlihat tersenyum, 
"yup, seperti sebelumnya, aku adalah keluarga yang sangat berarti kan.?" ucapan Hyoyeon membuat Kyuhyun tersenyum lega,
"iya"

sementara itu, Vic dengan gagang telepon masih tertempel ditelinganya mencoba mendengarkan lawan bicaranya,
"nenek Seo sehat.?"
"..."
"eh? jarang dirumah? apa ada masalah.?"
"..."
"masalah uang.?"
"..."

mulut Vic terlihat menganga begitu lawan bicaranya diseberani memutuskan sambungan telepon,
"uang ya.?" ucapnya pelan 
mata Vic terlihat sedikit kosong sekarang,"apa aku bisa membantunya?" tanyanya pada diri sendiri,
"Vic , kamu sedang tidak enak badan kan.? sudah hari ini kamu istirahat saja.." suara bariton dari lelaki dibelakang kasir sedikit menyadarkan Vic,gadis itu hanya mengangguk pelan, tangannya segera melepas celemek bersiap untuk pulang, badannya memang terasa sedikit lemah hari ini, 

tanpa berpamitan pada hyoyeon, Vic segera melangkah keluar cafe..kakinya menapak pelan jalanan yang terlihat mulai sedikit rame,pikirannya terus tertuju pada pembicaraan telepon yang diterimanya diCafe,


.


Lavender House, tempat masa kecilnya, sebuah panti asuhan di Hokkaido yang telah dianggapnya keluarga, kampung halaman yang sangat berharga sebelum kemudian dia memutuskan untuk bekerja di Seoul.. dan juga tentunya tempat kenangan bersama pangeran pudingnya..pangeran kecilnya yang membuatnya tersenyum ketika Vic kecil tengah terpuruk mengetahui 
tentang statusnya yang kala itu dimatanya anak panti adalah anak yang malang, yang terbuang dan tak diinginkan,pemikiran yang wajar bukan, dan saat itu kehadiran pangeran puding benar-benar membantunya kembali menjadi Victoria kecil yang ceria.


.


Pagi hari di Vuentes Resto

"Tuan Kyuhyun, bagaimana rasanya.?" tanya seorang pelayan sopan berdiri tak jauh dari meja Kyuhyun, lelaki berjas hitam yang tampak tengah menikmati sarapan tunggalnya, didepannya tampak sepiring makanan dalam porsi kecil memang namun terlihat mewah apalagi ditambah dengan adanya aluna dari komposer biola dan juga permainan piano apik yang terlihat mengiringi suapan demi suapan sarapan Kyuhyun, tampak juga beberapa pelayan perempuan yang berdiri tak jauh dari meja makannya. Jangan tanyakan kenapa dia mendapat perlakuan istimewa seperti itu, Kyuhyun adalah putra tunggal dari pemilik Vuentes Resto, sebuah restoran khusus masakan Perancis
Kyuhyun terlihat meresapi kunyahannya,
"enak, tapi daging sapi fillet ini, dengan madela sauce kurang pekat lho," mulutnya berhenti bicara dan kembali mengunyah irisan-irisan kecil daging berwarna kecoklatan didepannya.
"saya akan lebih berhati-hati tuan.." ucap lelaki setengah baya yang mengenakan baju putih bercelemek dengan sedikit menundukkan kepala,
"tapi, tetap makanan terbaik ditambah musik terbaik..tetap sempurna" lanjut Kyuhyun lagi.

.

Victoria tersenyum bangga sambil terus mengelus-elus perutnya yang terlihat sedikit membuncit, bagaimana tidak, dia baru saja menghabiskan 15 ramen porsi jumbo, dan juga Gyoza sebanyak 20 piring.!

sekarang ditangannya tengah tergenggam sebuah amplop berisi uang hadiah dari lomba makan banyak itu,
 "ini benar-benar rekor terbaikku.!" ucap Vic dengan sangat bangga,diacuhkannya kondisi dirinya yang terlihat masih sedikit lemah, flu masih terus menghajarnya dua hari terakhir ini,
dia berpikir akan bisa membantu Lavender House nya dengan uang hadiah itu,kini langkahnya kembali melangkah berniat kembali pulang,dia memang sengaja meliburkan diri dari cafe hari ini,

"cheesecake laboratory"
gadis itu berhenti tepat didepan sebuah pamflet yang tertempel disebuah tiang dipinggir jalan, setelah berpikir sekian lama.. dengan pasti dilangkahkan kakinya cepat , senyum lebar tercetak jelas disana,ya.! demi apalagi kalo bukan sebuah sayembara makan banyak [lagi].!sepertinya dia terlalu bersemangat untuk membantu tempat masa kecilnya dulu, hingga benar-benar mengabaikan keadaannya yang baru saja melahap 15 porsi ramen!

HACIIIH.!

"duh gawat, tambah parah nih," runtuk Vic ketika dirinya baru sampai di tempat yang dituju, 
"kalau flu cepat pulang saja sana, " sebuah suara terlihat mengintrogasi membuat Vic harus mengalihkan pandangan dari buklet berisi persyaratan lomba,
"kau, buat apa kau disini.." tanya Victoria ketika melihat Kyuhyun juga tengah terduduk dikursi sebelahnya dan memasang senyum lebar andalannya.Victoria mengenal Kyuhyun berkat Hyoyeon, yap! silahkan skip keatas untk lebih jelasnya.#duagh!  tapi selama yang bisa Victoria ingat, hubungannya dengan Kyuhyun tidak begitu manis, selalu ada saja pertengkaran disetiap pertemuan mereka, bukan pertemuan mereka- tapi lebih tepatnya kehadiran Kyuhyun sebagai teman Hyoyeon di cafe lah yang membuatnya mengenal lelaki itu,

"ish, ternyata lombanya masih besok.!" Vic menanyunkan bibirnya ketika mengetahui sepertinya dirinya salah membaca info di pamflet tadi,
"cobalah pesan makanan disini, enak kau tau.." bisik Kyuhyun menyadari gadis disampingnya masih menekuk wajah kecewa,
"aku kenyang.." balas Vic singkat,
"aku traktir.."Victoria terlihat berpikir sebentar, traktir.? rejeki kenapa ditolak =.=

"boleh.." ucap Vic cepat, membuat lelaki disampingnya sedikit terkekeh

.

 
‎"bagaimana, enak?" tanya Kyuhyun ketika Victoria tengah melahap sepotong kecil cakenya,
"enak sekali lho, rasa asam dari lemon dan harum tart.nya pas banget.." sahut Vic tanpa berhenti mengunyah,"Kyu, kau coba juga deh rare cheesecakenya.
." tawar Vic lagi, matanya berbinar terlihat sangat menikmati,
"daripada rare type yang pakai gelatin, aku lebih suka yang baked type tau, " jelas Kyu sambil menunjuk-nunjuk piringnya sendiri,"yang ini souflle type, menggunakan telur yang dikocok menjadi foam  lalu di-bake, terasa ringan sekali dan lembut," sesekali mereka saling bertukar isi piring, hanya untuk mencoba rasa lain mengingat mereka memesan banyak jenis siang itu,
"jenis keju memang ada banyak, jadi bisa divariasikan menjadi bermacam-macam, makanya aku suka keju.." celetuk Kyuhyun kembali menyuapkan seiris cake cokelat dengan taburan keju mascarpone diatasnya.sementara gadis didepannya hanya mengangguk-angguk pelan,
"kalau sedang  nggak flu pasti lebih terasa enak yah," Kyuhyun hanya tersenyum sembari mengusap pucuk kepala Vic,
"kamu itu, benar-benar nggak berubah yah sejak masih di lavender house, suka makan banyak.. kalau makan juga selalu kelihatan enak"guman ringan Kyu, tapi meskipun pelan, sepertinya suaranya barusan masih bisa terdengar ditelinga Vic,
"eh, kau?" 
 ‎"tentang Lavender House.? tentang aku.? kamu tahu.? aargh..." pekik Vic cepat, tangannya dengan segera memegangi kepalanya,
"kamu demam ya.? badan kamu panas.." kata Kyuhyun cepat, tangannya terulur menahan bahu Vic yang perlahan limbung.


.


Kenapa,aku nggak mau dengar itu...kyuhyun.. dia bukan pangeran pudingku, bukan dia.

mata kecil Vic perlahan membuka, mengerjap-ngerjap pelan membiasakan retinanya kembali melihat sinar dunia,
"apa..ini dimana.?" rintih Vic pelan, kepalanya masih terasa sedikit membias, dia bahkan tidak tau dia sedang dimana, ruangan itu, dengan dinding berwarna hijau bercorak kotak acak benar-benar sangat asing baginya.
"Kyu..."
"kamu pingsan karena memaksakan diri, padahal sedang flu.."
"aku.?"
"apa boleh buat, aku bawa saja kamu kerumahku.. ngerepotin orang saja.." jelas kyu, matanya sebenarnya memancarkan dengan jelas kekhawatiran, hanya saja mulutnya tak mau mengakui itu.
Vic hanya menundukkan kepalanya pelan, dia merasakan suatu keganjilan sekarang, bagaimana mungkin lelaki didepannya itu tau tentang masa kecilnya.?"tadi, kamu bilang aku nggak berubah sejak kecil..apa maksudnya.?" mata vic memandang Kyuhyun yang tengah berdiri melemparkan pandangan keluar jendela,diam kembali menyelimuti kamar berukuran luas itu, sepertinya tak ada yang ingin menjelaskan apa yang seharusnya memang diketahui,
"aku..waktu kecil di Hokkaido, pernah bertemu kamu.." Kyuhyun berucap dengan sangat lirih, dan lagi dalam posisinya sekarang yang membelakangi Vic membuat gadis itu hanya mendengar sayup-sayup ringan,
"kau...jangan-jangan,"mata Vic kembali membulat, mungkinkah Kyuhyun ..

.

dia, pangeran pudingku.. yang terus menghantui setiap mimpiku, bahkan berada dalam jarak yang sedekat ini, bagaimana mungkin aku tidak mengetahui itu, aku bahkan terus mencarinya disetiap kegelapan dan merabanya dalam keheningan,
 dan aku menemukannya kembali.


END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar