Jumat, 18 Mei 2012

The half of my future part.4


Teman bukan hanya untuk dia yang berjalan, bernafas dan terlihat.. 

Title : The half of my future part.4
Cast : Kim Yesung , Kim Ryeowook , Choi Siwon , Kim Kibum , Kim Kyuhyun , Lee Sungmin , Leeteuk Kangin , Lee hyukjae , Donghae , Zhoumy 
Rated : T 
Genre : Romance, mistery, Horror 


#Next story
"ryeowook, dia sudah tidak ada," tangan besar kangin mendarat lembut dibahu ryeowook,sepertinya dia khawatir dengan bocah satu itu, hingga dia mau menyusulnya di tengah malam yang gelap itu,

ryeowook tak bisa lagi berkata-kata, dia hanya bisa tersengguk di pelukan kangin,sepertinya rintangan kali ini benar-benar membuat batinnya kembali goncang,

disaat dia merasa dia mempunyai inspirasi untuk setiap kegelapan tapi ternyata itu hanya maya, dan ryeowook tidak siap menerima itu,



"apa kau yakin tidak ingin tidur disini ryeowook.? ya sekalipun sempit tapi setidaknya ruang disini masih layak untuk seorang tamu" ajak leeteuk dg sangat sopan,
didepannya , dg wajah sedikit sembab dan rambut yang basah terlihat tengah menyeruput secangkir cokelat panas yg masih terlihat sedikit mengepulkan asap,
"leeteuk benar ryeowook, kau mungkin butuh teman malam ini.." kangin dg kekhawatiran terlihat dirautnya kembali mendukung ucapan istrinya, ya dia tentu tidak ingin sesuatu yg tidak diinginkan kembali menimpa bocah manis didepannya yg dirasanya cukup aneh itu,

ryeowook berhenti menempelkan bibirnya dimug sedang berwarna krem itu,
matanya menangkap dua kekhawatiran dari dua namja didepannya,
"aku tidak apa-apa leeteuk-ssi, dan terima kasih kangin-ssi karena mengajakku kesini, tapi sepertinya aku harus kembali ke pondokku" sebuah senyum manis terpasang diwajah ryeowook seakan mengatakan bahwa memang tidak ada yg perlu dikhawatirkan sekarang, ya setidaknya tidak ada yg perlu dikhawatirkan untuk mereka berdua tanpa ryeowook sadari, dirinyalah yg terus dikhawatirkan dg semua kejadian-kejadian yg masih terus melingkupinya,

"apa kau yakin,? kau bisa kembali ke pondokmu ketika gerimis reda," ucap leeteuk ketika ketiganya tengah berada didepan pintu pondok kangin, ryeowook memang tengah mempunyai beberapa hal penting -ya, penting menurutnya tentu saja- untuk diselidiki, itulah kenapa- gelap dan sedikit titik dari langit tak menghalangi langkahnya untuk keluar dari pondok kangin -tetangganya, yg menurutnya sangat perhatian itu,
"tidak usah leeteuk-ssi, aku harus menyelesaikan novelku minggu ini," setelah membungkuk singkat pada dua namja didepannya, ryeowook pun langsung undur pergi dari pondok hangat itu, pikirannya hanya tertuju pada satu tempat, dan ketika langkahnya tepat menginjak diatas dak dipinggir laut, matanya kembali menatap mercusuar merah diseberang sana 
Tapi kali ini ditatapnya dengan mata sendu,tempat itu terlihat gelap..tak ada seberkas cahaya didalamnya yang beberapa minggu lalu masih terlihat berpendar seakan memanggilnya untuk datang,
"yesung hyung, jangan biarkan aku menjalankan script ini sendirian, aku tau kau masih ada" bisik ryeowook perlahan,semilir dinginnya udara pantai membuat ryeowook benar-benar harus berjuang sekarang, setelah selesai melepas ikatan perahu motor pada dak segera diraihnya kenop untuk menyalakan mesin,bibirnya sedikit menggigil sebelum kemudian kedua tangannya saling menggosok cepat berharap mendapat kehangatan dari sana,




o=o




kakinya terus melangkah kecil menyusuri bibir-bibir pantai setelah beberapa menit dirinya bertarung menahan udara laut yang teramat dingin ketika diatas perahu tadi.matanya terus mengoyak disetiap jejer-jejer bilah yang berdiri acak dipasir lembut itu, matanya mencoba menemukan sesuatu, sedangkan ingatannya dipaksa bekerja
untk mengingat pecahan memori beberapa minggu silam ketika dirinya dan yesung juga datang ketempat itu malam-malam, keduanya berjalan-jalan ditempat itu dengan tangan yang tak terhenti untuk saling mengikat -seakan saling memberikan kehangatan satu sama lain,
"aku yakin kerang itu masih ada" gumam ryeowook pelan, dirinya sekarang tengah jongkok mengamati setiap gundukan ringan diantara bilah-bilah dari potongan bambu kecil yang tertancap dengan gagahnya yang mungkin dikenalinya, dia masih mengingat malam itu- dia dan yesung benar-benar mengubur sebuah kulit kerang besar berwarna putih kecoklatan didalam pasir,
"ketika kau mengubur ini bersama orang yang kau sayangi dibawah bulan purnama..dan kalian mengambilnya lagi bersama suatu saat nanti, maka kalian memang berjodoh.."
 ryeowook masih ingat, itulah kata-kata yang diucapkannya kepada yesung ,sebuah filsafat yang bercampur fiksi yang didengarnya ketika masih kecil dulu,
 
tak dipedulikannya tangan indahnya telah kotor oleh pasir sekarang,otaknya hanya terus berteriak untuk terus menggali setiap gundukkan pasir yang ada, sedang hatinya tengah berbisik ringan bahwa yesung memang benar-benar ada, kulit kerang itu harus ditemukannya untuk kemudian menjadi pembuktian untuk dirinya sendiri bahwa apa yang dikatakan penduduk sekitar tentang kematian yesung adalah sebuah kebohongan,hatinya tetap tak menerima itu, dirinya tentu saja belum cukup gila untuk bisa meresapi bagaimana beberapa minggu yang teramat nyata dengan namja bermata biru itu memang benar-benar telah terlewati, dan menyisakan bekas menghangat dihati ryeowook, ya..dia mungkin telah menyukai namja misterius bernama yesung itu,
"hyung ayolah, jangan membuatku ketakutan.. kerang itu pasti ada, dan kau memang ada.." bisikan ringan ryeowook seakan menyaingi kegalauan malam yang tak sabar menunggu datangnya pagi itu,tangannya mengorek dan terus 
mengorek,



#######



sementara itu, didalam sebuah kedai kopi dipojok dekat pemberhentian kereta api, tampak dua namja tengah terduduk sedikit serius dengan dua cangkir masih mengepul didepannya,
"jadi, apa kau menikmati peran menjadi sesosok yesung, henry-ssi.?" tanya namja didepannya, remang-remang lampu kedai itu tidak menghalangi untuk siapapun melihat bagaimana sebuah senyum licik tengah terpasang diwajah manis itu, benar-benar terlihat sangat kontras dengan mata foxynya yang terlihat lembut dan tenang,
"eung, apa kau benar-benar ingin membuat dia gila kibum.?" sahut namja putih yang dipanggil dengan sebutan henry itu,tangannya tengah sibuk menghitung lembaran-lembaran uang didalam amplop coklat yang tadi didapatnya dari tangan namja manis didepannya itu ketika dirinya baru melangkah memasuki kedai,
"kau tidak perlu tau itu henry-ssi, tugasmu hanyalah berperan menjadi sosok yesung dan memasuki kehidupan ryeowook.." sahut kibum cepat
‎"bukankah kukira kalian itu berteman.?" tanya henry lagi- sebuah nada untuk tidak mengetahui cerita itu lengkap tersirat didalam ucapannya, mata bulatnya memicing ngeri ke arah kibum yang masih belum berhenti dengan senyum yang menurutnya benar-benar mengerikan itu,
"ya, kami memang berteman-teman yang sangat baik - kalau saja dia tidak lebih dulu sukses menjadi penulis dengan segala kejeniusannya.." jawaban dari mulut kibum sedikit menggetarkan pikiran henry yang entah kenapa tiba-tiba membayangkan sosok indah bernama ryeowook yang mungkin sekarang tengah dalam sebuah bahaya, bagaimanapun dirinya juga manusia normal yang mengakui bagaimana sesosok ryeowook terlihat indah dimatanya dengan kulit putih, mata jernihnya dan jangan pula lupakan bagaimana bibir manisnya hampir saja melupakan bahwa dia tengah memainkan sebuah peran ketika mereka tengah menyatu dimalam-malam sepi dibawah mercusuar itu,tapi diotaknya sekarang, 
 hati tak lagi penting- tapi uang adalah segalanya, ya- pemikiran yang sepadan bukan untuk manusia bajingan seperti dirinya?
"apa maksudmu, kau iri dengannya.?" sebuah pertanyaan retoris keluar begitu saja dari mulut henry,
"bukankah sudah kukatakan, kau hanya perlu berperan disini tanpa harus mengetahui jalan ceritanya, " sahut kibum dengan nada sedikit sarkatis,diteguknya habis secangkir cofe latte di hadapannya sebelum dia bangkit dari duduknya berniat mengakhiri pembicaraan dengan namja chubby didepannya,
"kembalilah, tugasmu hampir selesai.." itulah kata-kata terakhir kibum sebelum dirinya melangkah keluar kedai dan segera memasuki sebuah kereta yang hampir penuh itu, meninggalkan sesosok henry dengan senyuman terkembang disana, terlalu sulit mengartikan senyum dari namja putih itu,



keesokkan harinya,



dengan sedikit meregangkan badan badan setelah beberapa jam terdiam menikmati tidur, mata ryeowook kembali mengerjap-ngerjap 
membiasakan retina kecilnya terbiasa dengan sinar mentari yang menyapanya beriringan dengan debur air di laut,sebuah sinkronisasi pas penuh kedamaian untuk jiwa yang tengah bergejolak,diliriknya malas weker berwarna biru saphhire berbentuk ukiran senyum hadiah ulang tahunnya yang terakhir dari kyuhyun,disana menunjukkan pukul setengah sembilan pagi,selama itukah dirinya terlelap.?senyum mentari yang menyapanya ternyata tak membuat sebuah senyum menggantikan letak raut sedih di wajah ryeowook, ya setelah berjam-jam berkutat dengan gundukan-gundukan halus pasir, ternyata semua sia-sia, dia tidak menemukan apa-apa termasuk kulit kerang berharga itu,mungkinkah penduduk sekitar benar akan pernyataan itu.? akankah dirinya tengah benar-benar gila sekarang..?

'drrrtt drrttt'

sebuah nama yang sangat dikenalnya tengah berkedip di layar i-phone putih miliknya , seakan berteriak untuk diangkat,
"ya ryeowook..kenapa kau lama sekali mengangkat telepon ini, kau baik-baik saja hah?" belum juga ryeowook sukses akan mengucapkan selamat pagi, diseberang suara Siwon menyahut cepat dengan latar belakang berisiknya bunyi dering telepon tiada henti dan beriringannya derit mesin fax ,dia pasti tengah di jam sibuk, pikir ryeowook,
"ada apa Siwon-ah? mianhae, aku baru bangun, dan....aku baik-baik saja seperti yang kau dengar," terdapat spasi tak terdeteksi dari jawaban ryeowook,bagaimana mungkin dia mengatakan baik-baik saja sementara dirinya tengah diuji untuk mengakui seratus persen kewarasan dirinya sendiri.?
"bagaimana dengan yesungmu? aku dengar dia..."siwon tak melanjutkan pertanyaannya, menunggu reaksi ryeowook yang sekarang tengah mengintip dari balik jendela kembali menatap pucuk mercusuar merah yang entah kenapa terasa semakin mengecil,tangannya dengan sigap menarik sekotak sedang berisi potongan besar tiramisu cake berwarna pink,
"ceritanya panjang siwon-ah"
 ‎"ok, kalau begitu-persiapkan ceritamu, akhir pekan aku akan datang ketempatmu untuk mendengar cerita panjang itu, dan sampai jumpa, banyak pekerjaan disini, kau harus baik-baik saja arra?"ryeowook hanya tersenyum ringan membalas serentetan kalimat Siwon yang langung mematikan sepihak pembicaraan,mulutnya mengunyah malas potongan-potongan kecil cake di piringnya, otaknya tengah berpikir menyusun jadwal apa yang akan dikerjakannya hari ini, meskipun apapun hasilnya itu tetap saja semua berakhir pada lamunan-lamunan kosong didepan komputer,
ya- itu adalah aktivitas rutinnya beberapa hari terakhir, tidak ada membersihkan rumah seperti yang rutin dilakukannya- bahkan bungkus snack bekas kemarin malam masih teronggok manis di dekat mesin fax di atas kotak kamera,wait.!mata ryeowook mendadak kembali hidup ketika menangkap kotak kamera yang ternyata kosong itu, dia seperti menemukan sesuatu, dengan langkah cepat diambilnya sebuah  
kotak lain dari dalam laci lemari komputernya,sebuah harapan kembali muncul detik itu,ya.! dia baru ingat kalau kebersamaannya dengan yesung bukankah pernah diabadikan dalam sebuah roll film.?tangannya terus mencari, didalam hatinya tak henti mengalir sebuah doa berharap sebuah keajaiban.

tapi, rupanya mungkin dewi fortuna belum berpihak kepadanya, dengan kesal dihempaskan tubuhnya diatas kursi rotan dengan pandangan nanar menatap dalam ke arah sebuah benda bernama kamera di tangan kirinya yang ternyata kosong tak berisi roll film didalamnya,ryeowook ingat betul bagaimana dia menyimpan kamera itu dengan rapih setelah pekan itu dia memakainya bersama yesung disebuah tempat penuh rerumputan,dan dia belum mengeluarkan roll film itu sama sekali..!



o=o



berusaha menjadi normal, adalah sesuatu yang teramat berat, itu yang dijalani namja manis bernama ryeowook, dengan tatapan kosong dilangkahkan kakinya tanpa kesadaran penuh,
bayangannya hanya bisa menerawang tanpa arah, titik-titik bintang dan suara malam menemani langkah beratnya,semuanya kembali berputar hadir diotaknya...tentang kyuhyun satu-satunya yang dia punya tiba-tiba pergi dengan sangat cepat,sosok beku dibalik sampan itu..dia hanya bisa menghela nafas pelan, kalau saja detik itu dia tidak menyelesaikan novelnya, kalau saja detik itu dia pergi menemani kyuhyunnya, kalau saja...ryeowook tidak sanggup lagi meneruskan pikiran yang membuat kepalanya terasa semakin ingin meledak itu,sebuah perasaan hangat seakan memeluk hatinya sekarang- dia merindukan mereka yang tidak ada..dia merindukan kyuhyun dengan segala tingkah manjanya, ryeowook tentu saja masih ingat bagaimana dia menghabiskan malam-malam panjangnya dengan kyuhyun di kamarnya, ketika mereka sama-sama tidak bisa tidur, ryeowook memang pengidap insomnia sedangkan kyuhyun mungkin pembuat insomnia dengan game portable sebagai biang keladinya,
pagi selalu datang menyisakan mereka yang terkapar di posisi yang tidak selayaknya dengan cangkir-cangkir kosong, bungkus snack, dan tidak juga ketinggalan perangkat komputer yang masih tetap terbiarkan menyala dengan kabel menjuntai dimana-mana,ryeowook merindukan saat-saat itu..dan ketika kyuhyunnya pergi, dia berharap telah menemukan yesung untuk bisa menemani hari-harinya yang mungkin terlalu sepi, beberapa minggu dia merasakan itu.. merasakan detik-detik indah bersama namja tampan bermata biru itu,dan spalsh..!!hanya dalam kejapan mata semuanya berakhir,sekalipun hingga detik itu hatinya masih belum bisa menerima kenyataan itu,

"ya ryeowook..kau mau kemana heh?" sapa seorang namja cantik yang ternyata tetangganya itu,ryeowook balas tersenyum dan membungkukkan badannya singkat,

"annyeong leeteuk-ssi, apa yang kau lakukan disini.?" ryeowook malah kembali bertanya,tangan leeteuk dengan sigap mengangkat sekantong penuh 
barang,
"bir ditempat kami habis, karena itulah aku membelinya..kau mau kemana.? maukah menemaniku pulang.?.." sejenak ryeowook terlihat berpikir, dia sejujurnya tidak tau akan kemana tujuannya malam itu, dia hanya merasa angin tengah memanggilnya untuk terus melangkahkan kakinya,leeteuk yg gemas lawan bicaranya masih terdiam bingung langsung saja menarik tangan ryeowook,
"ada yang ingin kubicarakan denganmu.." bisik leeteuk sebelum keduanya kembali melangkah bersama menyusuri bukit menuju pondok,

"dimana suamimu leeteuk-ssi?" tanya ryeowook ketika keduanya tengah terduduk manis didepan perapian dengan kaleng bir masing-masing ditangan,
"kangin sedang mengunjungi saudaranya di dekat pasar, tadi kami sama-sama pergi bersama, tapi karena aku ingin menemuimu kuputuskan untuk pulang terlebih dahulu, untung kita berpapasan dijalan tadi.."ryeowook menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu perlahan,
"menemuiku.?" tanyanya bingung
leeteuk terkekeh pelan melihat ekSpresi namja dihadapannya ,
"ya menemuimu, kau pasti ingin bertanya untuk apa bukan?"ryeowook hanya meringiS pelan mengakui kalau sosok didepannya benar-benar membuatnya penasaran,
"sebelumnya, apa kau merasa ada sesuatu yang ganjil dengan pondokmu itu? sesuatu yang aneh mungkin.?"ryeowook terlihat berpikir sekarang.sesuatu yang ganjil.? dipondoknya.?bukankah hal itu yang ingin ditanyakannya pada kangin beberapa saat lalu,?
"bagaimana dengan donghae.?" tanya ryeowook singkat, mengingat nama itu sering muncul di pondoknya tanpa dia tau darimana nama itu berasal,
"donghae?" leeteuk memekik kecil mendengar nama itu, harusnya dia sudah mengantisipasi ini sebelumnya tapi cerita ryeowook selanjutnya benar-benar tak bisa membuatnya menyembunyikan sedikit rasa kaget bercampur ngeri,

ditemani beberapa kaleng bir, ryeowook menuturkan apa yang selama ini dirasanya itu sedikit ganjil,
tentang tulisan-tulisan magnet di pintu kulkas yang selalu berubah kalimat tanpa dia ganti, tentang kalimat-kalimat aneh yang tiba-tiba hadir dilayar komputernya yang dia temui di pagi ketika dia baru membuka mata..tentang roll film yang menghilang itu, dan semua kenanganya dengan yesung meski hanya sesaat, dan tentang kyuhyun, perasaannya yang masih belum menerima kepergian dongsaengnya itu,

semuanya..semua apa yang selama ini hanya bisa dia ceritakan didalam novel dengan alibi meminjam nama-nama tokoh lain, dan dia tidak mengerti kenapa begitu nyaman menceritakan semua itu kepada leeteuk, mungkin karena hanya dialah yang masih bisa dan mau mendengar ocehan-ocehan dari manusia yang terlanjur terpatri jauh dalam ingatan orang bahwa dia gila,

malam terus berlanjut, bara-bara pembuat api terus dilesakkan masuk kedalam perapian untuk menjaga agar tetap terjaga hangat,kaleng-kaleng bir kosong menjadi pengisi suara ketika berdentangan satu






tbc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar