Senin, 20 Januari 2020

Tulisan Yang Lain

Aki ingin kita kembali berbicara, meski tulisanku yang sebelumnya pun tidak engkau baca.

Kekurangan cinta akan membuat manusia kering, layu dan merana, tapi kelebihan cinta pun terkadang bisa membuat si penerimanya gila, lupa tentang menjadi diri sendiri dan efek paling mengerikan dari semuanya adalah ketika mereka yang awalnya memberi mulai kehabisan cinta untuk di bagikan. 
Aku tahu tidak mudah untuk mengakhiri apa yang sudah engkau mulai, perjuangkan dan bahkan perjuangan itu menyatu bersama darah dan dagingmu. Mereka yang dulu memujamu akan menjadi bayangan hitam di belakangmu sampai kapanpun. Tak terpisahkan bahkan sampai akhir perjalananmu di dunia. 
Tapi tidakkah engkau sadar bahwa kau tidak sendirian? Semua manusia yang bernapas memiliki masa lalu di belakang yang terus membuntuti, tak peduli ketika masa lalu itu buruk, baik, mengesankan atau justru tanpa makna. 
Satu hal yang ingin kutegaskan disini adalah mencoba menyuntikkan lagi padamu kenyataan bahwa dunia ini berputar, semua makhuk di dalamnya akan menua bersama putaran itu, tidakkah hatimu merasa bahwa sekarang waktu yang tepat untuk memikirkan diri sendiri dan menemukan kabahagiaan yang sejati? 
Aku tentu saja bukan siapa-siapa, hanya mantan pengagummu yang pernah berjejer rapi di antara ribuan lainnya. Atas dasar apa aku berani mendorong kehidupanmu pada tahap selanjutnya? Hanya berbekal kata temanlah maka aku berani mengutarakannya. Entahlah, tapi rasanya sangat tidak mungkin untuk mengahapus begitu saja semua tentangmu dari ingatanku. Kapanpun aku melihat dunia dimana engkau pernah menjadi raja di dalamnya, maka sesering itulah aku mulai mengeluh pada diri sendiri bahwa engkau tak mungkin mendengar kerisauanku tentang usiamu. Berhenti akan menjadi finalitas yang terlalu besar untuk di capai. Tapi tidak bisakah engkau menggunakan trik ninja untuk menghadapi mereka yang masih bertahan menjadi deretan pengagummu? Pergilah secara diam-diam, dengan begitu halus hingga tak seorangpun memyadari kepergianmu dan merasa telah kehilanganmu. 

Ironis memang, tapi aku merasa kasihan padamu. Engkau dengan segala kejayaan dalam dekapan, dengan segala cinta yang melebihi muatan. Dan justru karena hal itulah aku merasa kasihan terhadapmu. Terlebih namamu adalah panutan bagi dua belas lainnya. Pasti ada beban tak terkira yang tengah terpanggul di atas pundakmu. 
Jangan tertawa, aku memang masih senaif itu mempertahankan angka tigabelas untuk bertengger selamanya. Aku membutakan diri untuk melihat kenyataan yang ada.

Dalam tulisan sebelumnya aku sudah memberitahumu bahwa aku telah terikat dengan seseorang dan menjalani hidup bahagia. Sadarkah engkau siapa aku? Seorang pengagum gila yang menghabiskan banyak waktu hanya untuk menyapamu, mengucapkan kata cinta, menebar janji dan permohonan. Akan sulit membayangkan bahwa kata selamanya yang dulu selalu di gembor-gemborkan ternyata hanya bertahan sekian tahun saja. Aku bahkan mendedikasikan satu buku penuh untukmu dan anggota lainnya. Aku sejatuh itu waktu itu. Tapi lihatlah sekarang aku telah berkhianat padamu dengan jalan melepasmu dan kembali pada kehidupan nyata sepenuhnya. Seberapa banyak penggemarmu yang segila dan seterobsesi diriku? Apa kau bahkan pernah dengan repot-repot menghitungnya? Mereka akan pergi seperti juga diriku. Meski keterlaluan tapi pengkhianatan akan menjadi tren yang menjamur dan menyerang berbagai lapis jajaran pengagummu. Dengan berbagai alasan berbeda tentu saja. 
Kepada siapa lagi engkau mendedikasikan seluruh daya menuamu nanti? Pasti akan ada lapisan baru yang muncul. Tapi apakah lelah tidak pernah menjadi bagian dari siklus kehidupanmu?

Lepaskan tahta itu teman, ada babak kehidupan lain yang perlu kau isi dan tengah menunggumu untuk di rangkul bergandengan. Lepaskan panggung itu, lampu sorot selamanya akan di sana dan tetap seperti itu. Akan ada nama lain yang menaiki dan memanaskannya nanti, sekarang waktumu tiba untuk mengistirahatkan diri. Lepaskan kecemasan itu, menghilanglah dengan halus dan perlahan. Hingga tak seorangpun akan menyadari kepergianmu atau pun merasa kehilangan. Karena babak kehidupan selanjutnya pun akan dan tengah dinanti oleh para pengagummu dengan atau tanpa persetujuanmu. Engkau hanya satu, yang menginginkanmu lebih dari seribu. Seseorang mungkin telah berkata akan mencintaimu selamanya, tapi bertarung dengan berbagai probabilitas dan kalkulasi yang serumit itu, tidak akan ada yang benar-benar mau mempertaruhkan akal sehatnya dengan serius kukira.
Apa kau masih menggenggam perkataanmu bahwa kau akan tetap menjadi idola sampai tak ada siapapun yang menginginkannya? Tolong jangan,  karena masa hidupmu mungkin akan habis sebelum engkau sendiri menyadarinya.

Lihat sekali lagi kedalam hatimu, lihat mereka yang menyayangimu namun bukan mengagumimu, lihat mereka yang tak pernah menuntut apapun darimu, lihat mereka yang bisa menerima segala sisi dirimu. Hiduplah untuk mereka, habiskan sisa hidupmu bersama mereka. Karena nyatanya kata selamanya bukan lah sesuatu yang benar-benar berlaku di dunia nyata. Ia hanya ada di dalam dongeng dan lagu saja. Pengagummu akan mengerti dan memahami. Rasa kehilangan mungkin ada, tapi sungguh tak ada yang lebih membuat bahagia ketimbang melihat seseorang yang kita anggap berharga bisa menemukan sendiri kebahagiaannya. 

Tulisan ini tak akan pernah tersampaikan seperti tulisan-tulisanku untukmu yang lain. Tapi entah bagaimana aku selalu merasa bahwa kita telah terikat dalam cara-cara ajaib dan mengejutkan. Berbicara denganmu selalu menyenangkan dan membuatku bersemangat. Hiduplah untuk waktu yang lama, sampai aku melupakanmu, sampai cerita tentang kita terlupakan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar