Sabtu, 04 Maret 2017

Catatan Kedua Di Bulan Ketiga

Sembilan belas dan aku dua puluh lima. Enam tahun bukan jarak yang terlalu jauh untuk bisa memakai "kamu" dan bukan "anda" sebagai kata ganti nama dari masing-masing kita. Disaat kamu baru saja melihat dunia. Aku sudah mengenal banyak kosakata, berbagai jenis huruf, angka dan hitungan rumit diantara keduanya. Enam tahun, disaat yang kamu tahu baru rasa lapar dan tuntutan untuk menghabiskan isi payudara ibumu, aku sudah di paksa untuk bisa bernegosiasi dengan kebiasaan manusia. Pelajaran pertama untuk menjadi gila. Yakni bersosialisasi. Enam tahun dan saat itu aku tengah menikmati bangku sekolah pada ajaran pertama di masanya.
.
Beruntung Hara tidur cepat sore ini, dan moodku sedang dalam keadaan baik, karena jujur saja aku sama sekali tidak memiliki niat mengucapkan selamat ulang tahun untukmu atau siapapun yang pernah dekat denganku. Buatku pribadi, mengucapkan selamat ulang tahun adalah hal tersia-sia yang pernah di lakukan oleh manusia. Orang berpikir bertambahnya angka dalam usia mereka adalah sesuatu hal bagus yang perlu di rayakan dan di beri selamat. Sementara dalam sudut hematku, bertambah usia tidak berarti apa-apa kecuali kenyataan mengerikan bahwa kapasitas berimajinasi otak kita yang kian melemah karena beban ingatan yang harus di bopong bertambah setiap harinya. Dulu aku tak sepahit ini, mengingat dan memberi selamat di hari ulang tahun adalah agenda yang selalu kusiapkan setiap bulannya. Aku ingat siapa saja yang mengisi daftar pada bulan pertama, kedua, dan seterusnya. Aku akan mengingat meski itu hanyalah hari kelahiran dari seorang teman yang hanya eksis di dunia maya. Aku tak peduli jika aku secara pribadi tak mengenal mereka. Memberi selamat hari kelahiran adalah kewajiban seperti halnya memberi salam ketika hendak masuk rumah. Tapi kebiasaan itu mulai luntur seiring waktu. Aku menjadi sepahit hari ini. Dan bulan maret memang istimewa dan akan selalu kupertahankan seperti itu. Secara konstan dan teratur, aku mengirim ucapan hari kelahiran pada seorang teman. Bukan teman, tapi jabatnya telah naik menjadi sahabat. Setiap hari ke empat di bulan maret, akan ada doa yang kubingkis sedemikian indah dengan harapan doaku akan cepat tersampaikan dan terkabul. Aku tidak tahu jika kamupun terlahir di hari ke empat di bulan maret, andai saja hubungan kita pernah lebih dekat dari sekedar angin lewat, mungkin doa-doa yang kupanjatkan setiap tahunnya di hari ini, akan ada beberapa yang mampir ke dalam harimu. Semoga saja Tuhan tak lupa memberimu hari-hari yang bahagia meski aku tak pernah tahu jika sekarang adalah hari ulang tahunmu. :-)
Memang siapa aku ? Yang menganggap doaku akan di harapkan olehmu ? Kita teman ? Mungkin saja, karena jujur aku melupakan banyak hal di umurku yang hampir seperempat abad ini. Lupakan temanku yang juga berulang tahun hari ini, karena dia tidak tertarik pada kalimat-kalimat panjang, sekalipun di tahun yang telah lewat aku pernah mencoba mengetuknya lewat catatan seperti ini, tak masalah, aku akan mencoba lebih fokus memberi ucapan istimewa untukmu. Istimewa ? Jangan berharap lebih ini hanya catatan biasa. Dan seperti yang sudah kubilang, aku telah bermutasi menjadi sepahit ini. Aku berhenti mengucap kata-kata manis, aku lupa cara membuat kadar gula dalam diri seseorang naik, dan aku lupa cara melambungkan seseorang.
Kamu pada saatmu nanti mungkin akan mengalami ini nak, saat di mana yang ada dalam otakmu hanyalah keluarga kecilmu dan berbagai cara untuk membahagiakan mereka. Ada saatnya nanti datang masamu ketika teman, ambisi, dunia, mimpi, tak lagi memiliki arti apapun..tawa ringan untuk mereka dan bersama mereka yang kamu cintai adalah segalanya. Mendadak dunia akan berjalan slow motion ketika kamu tengah bahagia bersama mereka, anakmu-suamimu, surga ciptaanmu. Tapi itu nanti, umurmu baru menginjak angka sembilan belas dan jujur saja aku lupa apa yang kira-kira tengah ku impikan ketika umurku berada di angka itu, mungkin dulu aku tengah bermimpi untuk bisa terbang ke Korea. Karena seperti yang kamu tahu, aku pernah tergila-gila pada para "Oppa". Sedikit saja catatanku untukmu nak; aku boleh panggil kamu 'nak' ? Kamu enggak perlu menjadi cantik atau tenar atau pintar untuk bisa menghadapi dunia ini. Bumi ini kekurangan anak baik, jujur dan 'hidup'. Jadilah seperti tiga kriteria itu, maka kamu akan bahagia yang bukan di karenakan harta. Jangan terburu-buru jatuh cinta nak, kamu masih terlalu muda. Silakan menaruh rasa pada lawan jenismu, tapi sekali lagi jangan terburu-buru melabeli perasaanmu dengan nama cinta. Karena ia akan datang pada masanya. Di umurmu yang baru akan menginjak angka dua puluh, penuhilah dengan banyak mimpi, dan berimajinasilah segila-gilanya. Jangan takut jatuh dan kecewa. Karena kamu masih ibarat pohon muda. Yang akan bertunas baru meski akarmu tercerabut dan pohonmu patah. Teruslah menjadi anak baik, karena itu adalah bekal senyata-nyatanya bekal yang patut ada disetiap kantong manusia. Dan dunia ini keras nak. Semoga saja kamu paham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar