Minggu, 14 September 2014

Menunggu Lahirnya 'Gelombang'

Dalam balutan sang agung Supernova, ia hadir diantara Putri dalam keanggunannya melangkah dimedan perang bernama junalis dan seorang Ksatria berotak gila berkemampuan gigantis dalam bercita rasa kata bernama pujangga. Ia hadir dalam ujudnya yang setara dengan kekuatan alamiahnya. Meluncur menghantam bumi menciptakan moment bagi mereka yang percaya akan keajaiban pada satu harapan yang terucap. Ia yang melesat tanpa peduli lagi adanya ruang dan melumpuhkan berapapun banyaknya waktu.

.

Ia yang didalam kungkungan akar melahirkan Batman tanpa kasta layar lebarnya. Batman dalam balutan punk, berbatok gundulisme dan tak lupa garis Avatar simbol keabnormalannya berliku disepanjang garis kemanusiaannya. Ia yang menghadirkan juga kepermukaan, ketabuan manusia di ufuk timur hingga tanpa sadar dipaksalah aku untuk mencecap dan mentolerir segala ketidaknormalannya. Ia yang menguntai surat dalam salah satu file didalam warnet diujung jalanan. Menyemai banyak cerita sarat peringatan, untuk embrio yang akan datang..untuk akar agar tidak pernah takut kandasnya kebenaran yang tak bernyawa.

.

Ia yang menyusup bak virus dalam kilatan petir yang membungkus badan sebuah raga bernama Elektra. Mengalirinya dengan segudang kepolosan yang dengan perlahan meracuni akal sehat, menjadikan seekor kucing dengan sadisnya dinamakan kambing. Ia yang menghadirkan seorang dalam kaus belel untuk dijadikan teman, pasangan, patner adu dalam memperjuangkan keegoisan. Ia yang secara misterius berhasil mempertemukan bintang Akar dengan si ahli listrik berkemampuan klenik.

.

Ia yang dalam kemampuan tak terhingganya mendalangi kehilangan seorang ahli beserta remah terkecilnya. Menyisakan buah dari spermanya mengorek dan menggali begitu dalamnya tanah hingga pulau seberang sana. Demi satu pencarian yang telah beda bahasa dan dunia. Ia yang mempertemukan dua tangan. Antara Zarah si manusia hutan, dengan Batman si manusia dipertanyakan kemanusiaannya.

.

Aku bercerita tentang ia yang mengajariku membuka mata, mengenalkanku pada banyak karakter dan nama. Menempaku akan begitu kayanya alam dan akal pikiran berbagai makluk bernyawa. Aku yang mengagumi bagaimana namanya mampu menyeruak dan bercokol tenang merajai pemikiran tak peduli seberapapun banyaknya aku membuka buku cerita. Karena ia hidup dalam kematian yang abadi. Karena ia sanggup hadir dalam substansi yang tak bisa disebut nyata..hanya karen aku sadar kita sesama nama yang tercipta oleh Ia. Pengalamanku akan hidup sama nolnya dengan kecakapanku bercinta. Tak tau mana teknik, tak tau mana waktu. Yang aku tau hanyalah bahwa aku tengah mengalami..dan ketika Bintang Jatuh hadir membagi keajaiban bagi mereka yang percaya, dalam balutan Supernova inilah kusebut jajaran embrio dan anaknya adalah dunia. Masing-masing lembar mengajarkan tentang jalan, masing-masing nama mengajarkan tentang rumus yang menyelimuti banyak misteri. Dalam mukanya, entah ia atau penciptanyalah yang tengah berkorespondensi..menciptakan sebait syair penuh keluguan, mengemasnya bersama paraf yang berhasil mengecoh ketegangan saraf otak. Aku tergoda, aku terpesona.. Oh Tuhan, aku telah jatuh cinta. Pada barisan lelehan tinta yang berhasil mengalirkan nyawa pada tiap alir darahku. Membangkitkan lagi nada yang terkurung mati dalam kejamnya bongkahan takdir. Menggerakkan adanya kekuatan Dewa yang tengah tersekap dalam raga, milikku. Oh Tuhan..aku telah jatuh cinta pada adanya luapan laut aksara..membanjiriku dengan ingin dan obsesi tanpa mata. Aku jatuh cinta berkat ia yang bernyawa. Aku jatuh cinta dan serumnya berhasil menyuntikku menjadi manusia berkekuatan dewa. Dan satu bab terakhir menantiku untuk seutuhnya disebut manusia gila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar